Saat ini, cadangan dana para pekerja Indonesia disebut hanya mencapai 7 hari ke depan berdasarkan catatan Bank Dunia
Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menyatakan ketahanan keuangan menjadi fondasi agar pekerja bisa nyaman dan terus produktif.

“Saya kira EWA (Earned Wage Access) menjadi salah satu solusi yang mungkin nanti bisa menjadi satu jalan keluar agar para pekerja sejahtera dan jauh lebih nyaman,” kata Tauhid Ahmad dalam webinar “GajiGesa x INDEF - Market Survey: Earned Wage Access in Indonesia” yang diadakan secara virtual diikuti di Jakarta, Senin.

Kondisi ketahanan keuangan yang baik bermanfaat bagi pekerja apalagi di tengah situasi saat ini, terutama bagi industri-industri yang terdampak oleh resesi global.

Pada tahun 2022, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,3 persen, tetapi pertumbuhan ekonomi konsumsi di bawah 5 persen.

Fakta ini menunjukkan konsumsi nasional lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional, yang berarti terjadi hal luar biasa sehingga menekan angka konsumsi domestik turun.

Baca juga: Pengamat INDEF: belanja dan nabung sama baiknya

Baca juga: Indef dorong Pemerintah percepat reformasi kebijakan subsidi energi


“Salah satu faktor yang saya kira menjadi dasar mengapa konsumsi turun di samping peningkatan bahan bakar dan sebagainya, adalah para pekerja tidak memiliki cadangan dana yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ucap Tauhid.

Saat ini, cadangan dana para pekerja Indonesia disebut hanya mencapai 7 hari ke depan berdasarkan catatan Bank Dunia. Akses ke lembaga keuangan pun dikatakan sangat terbatas, khususnya untuk kredit konsumsi maupun hal-hal lain yang diperlukan untuk mempertahankan hidup mereka.

Dalam perkembangannya, lanjut Direktur Eksekutif Indef, cadangan dana yang terbatas membuka ruang bagi para pinjaman ilegal atau pinjaman online (pinjol) maupun akses keuangan digital yang bisa masuk ke seluruh lini para pekerja dengan menawarkan berbagai kredit konsumsi.

Adanya pinjol ilegal justru membuat para pekerja membayar suku bunga lebih tinggi dibandingkan kredit konsumsi yang diajukan oleh perbankan.

“Saya kira dengan situasi ini maka perlu ada terobosan, perlu ada satu terobosan bagaimana inovasi di bidang keuangan ini muncul, yakni EWA," kata Tauhid.

Menurut dia, ketahanan keuangan pekerja  menjadi hal yang penting, apalagi di tengah-tengah situasi sekarang ini.

"Saya kira kita sudah revisi Undang-Undang Cipta Kerja, namun yang lebih penting adalah bagaimana pekerja bisa lebih stabil dalam melakukan pekerjaan sehari-hari,” ungkapnya.

Baca juga: Indef proyeksikan ekonomi RI triwulan I 2023 tumbuh 4,9 persen

Baca juga: Indef: Investasi fokus pada peningkatan hilirisasi sumber daya alam


Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023