Bogor, (ANTARA News) - Kegiatan penanaman "pohon asuh" yang digagas Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM-KM), BEM Fakultas, Himpunan Mahasiswa Program (Himpro) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) se-IPB pada rangkaian kegiatan "The Earth Day Celebration/TEDC" (Hari Bumi) yang mengusung tema "Alamku Masa Depanku" hendaknya tidak hanya dilakukan sekali saja dan kemudian tak ada kesinambungannya. "Kita sangat berharap kegiatan semacam itu tidak hanya di IPB saja dan berakhir sampai di sini, tetapi terus berlanjut ke depannya dan bisa diaplikasikan keluar IPB," kata Wakil Rektor (WR) III IPB, Prof Dr Ir Yusuf Sudo Hadi, MSc di Bogor, Minggu (21/5). Yusuf Sudo Hadi, yang juga guru besar Fakultas Kehutanan (Fahutan) IPB itu mengemukakan hal tersebut berkaitan dengan aksi mahasiswa melakukan penanaman "pohon asuh" itu, yang diadakan pada . "Selain itu, (kegiatan itu) juga sebagai pionir bagi mahasiswa-mahasiswa yang lain agar lebih peduli sejak dini terhadap lingkungan sekitarnya," katanya. Pada kegiatan TEDC yang telah diselenggarakan di sekitar danau LSI, Kampus IPB Darmaga (14/5), sekitar 84 mahasiswa yang tergabung dalam kegiatan itu berhasil menanam 15 jenis pohon. Dengan berbekal peralatan yang sederhana seperti cangkul, alat siram, ember, dan kompos, telah tertanam sebanyak 205 bibit pohon yang didapat dari Tlogoarto Nursery (Departemen Silvikultur) IPB. Jenis-jenis tanaman yang dibudidayakan diantaranya semacam suren leuweung (Toona sp) 25 bibit, kenari (Cannarium commune) 10 bibit, vatika ( Vatika wallichii) 50 bibit, tanjung ( Mimusops elengi) 5 bibit, pulai (Alstonia scholaris) 10 bibit, kisereum 10 bibit. Selain itu, eboni (Diospiros celebica) 20 bibit, matoa (Pometia pinnata) 5 bibit, kayu putih (Malarica tajuputi) 5 bibit, bayur 10 bibit, merbau (Intsia bijuga) 20 bibit, ketapang (Terminalia cattapa) 5 bibit, manglid (Magnolia sp) 10 bibit, keruing (Dipterocarpus trinerfis) 5 bibit, suren (Toona sureni) 15 bibit Sementara itu, berkaitan dengan akan dibangunnya Fakultas Kehutanan beberapa tahun mendatang di hutan lindung yang sudah menjadi habitat satwa burung, penanaman dan pohon asuh tersebut akan berfungsi sebagai "back up" atau sebagai habitat pengganti bagi burung-burung tersebut. "Jadi, kegiatan itu sekaligus sebagai persiapan tumbuhnya hutan-hutan baru di lingkungan IPB, sehingga satwa burung yang ada bisa mendapatkan rumah kembali sebagai pengganti," katanya.(*)

Copyright © ANTARA 2006