Jakarta (ANTARA) - Ketua Ikatan Kekeluargaan Antar Suku Bangsa (IKASBA) Kalimantan Selatan Aliansyah Mahadi mendorong percepatan vaknisasi ideologi guna membentengi masyarakat agar tidak mudah tersulut provokasi, bertindak intoleran, dan menempuh kekerasan sebagai jalan akhir.

“Tentunya vaksinasi ideologi itu adalah suatu kewajiban dan keharusan untuk saat ini. Jadi, 5 vaksin ideologi seperti yang dikampanyekan BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) itu harus dikembangkan dalam praktek, jangan hanya dalam pengertian saja. Dan saya pikir semua lapisan perlu mendapatkan prioritas untuk vaksinasi ideologi itu,” ujar Aliansyah Mahadi dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.

Adapun 5 vaksinasi ideologi yang dikampanyekan oleh BNPT, yakni transformasi wawasan kebangsaan, revitalisasi nilai-nilai Pancasila, transformasi moderasi beragama, transformasi akar kebudayaan bangsa, dan transformasi pembangunan kesejahteraan.

Lebih lanjut, ia menilai kondisi sosial masyarakat terkini, yang kerap menjadikan kekerasan seolah menjadi karakter dalam menyelesaikan masalah, dipengaruhi oleh terbatasnya ilmu.

Padahal, bangsa Indonesia sejak lama memiliki karakter masyarakat yang santun, beradab, berbudaya, dan sangat toleran. Sehingga sangat disayangkan jika kultur masyarakat yang demikian harus luntur tergerus pengaruh kepentingan sebagian kelompok yang ingin memecah belah bangsa, ujar Didit, sapaan akrab Aliansyah Mahadi.

“Sekarang ini karena mungkin masih ada kepentingan kelompok, berpikir mikro dan masih berpikir tentang kelompoknya dan mereka tidak berpikir secara makro atau terhadap masalah nasional,” tutur pria yang juga merupakan tenaga ahli anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI ini.

Oleh karena itu, Didit berharap pemerintah mampu melakukan pemerataan vaksinasi ideologi yang juga didukung oleh segenap tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh perempuan, termasuk komponen dan lembaga pemerintah.

“Tentunya dengan memberikan narasi sederhana atau mencontohkan atau memberi keteladanan terhadap hal-hal yang baik, lalu juga memberikan masukan, lalu juga banyak memberikan solusi terhadap suatu permasalahan bangsa. Sehingga vaksinasi ini harus dilakukan secara operasional dan bukan sekadar bentuk narasi-narasi saja,” ucapnya.

Baca juga: BNPT ajak pesantren jadi agen kontranarasi melalui dakwah

Baca juga: Wamenag ingatkan ASN jangan jadi pemantik intoleransi

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2023