Pontianak (ANTARA) - Polda Kalbar mencatat terdapat tujuh kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalbar hingga Februari 2023, namun kasus kebakaran itu tidak ada yang ditemukan terjadi di lahan perusahaan perkebunan.

"Nol kasus, sejauh ini perusahaan belum kita temukan adanya kasus karhutla," ungkap Dirreskrimsus Polda Kalbar, Kombes Pol Luthfie Sulistiawan, setelah menghadiri Rakor Karhutla di Balai Petitih Kantor Gubernur Kalbar, Rabu.

Luthfie menilai nol kasus karhutla di perusahaan perkebunan di Kalbar hingga Februari 2023 itu merupakan hal yang positif, karena hal ini menunjukkan bahwa perusahaan telah berupaya mencegah terjadinya karhutla tersebut.

"Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan punya kesadaran untuk mencegah terjadinya karhutla " ucapnya.

Ia menjelaskan Polda Kalbar dalam penanganan karhutla berkomitmen melakukan sinergi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Pemda Kalbar, dan pihak terkait lainnya. Tahun ini, daerah yang terdapat kasus karhutla tercatat ada di Sanggau dan Sambas.

"Pelanggaran administratif kita serahkan ke KLHK dan beberapa kasus yang mengarah ke pidana memang ditangani oleh Polda," ujarnya.

Sementara itu, Gubernur Kalbar, Sutarmidji menilai penanganan kebakaran lahan yang paling baik adalah dengan penegakan hukum. Kebakaran tahun 2019 sangat tinggi dan hampir semua terjadi di perkebunan.

"Begitu kita berikan sanksi ini itu, sampai pencabutan izin ke pengadilan, 2020 berhenti. Tidak ditemukan (kebakaran) di perkebunan. Kasusnya terus menurun. Kami setiap hari memantau titik-titik panas melalui ruang Data Analytic Room (DAR) di Kantor Gubernur Kalbar. Dari sana akan terlihat lokasi mana saja yang ada titik panasnya serta tingkat kepercayaannya," jelas dia.

Pewarta: Dedi
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2023