Pertumbuhan penjualan galon BPA Free yang dua digit tentunya kabar baik bagi produsen lokal.
Jakarta (ANTARA) - Produsen air minum dalam kemasan (AMDK) berkomitmen untuk memproduksi kemasan yang aman bagi kesehatan, inovatif, dan ramah lingkungan terus tumbuh di Indonesia.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Air Minum Kemasan Nasional (Asparminas) Eko Susilo mengatakan, inovasi dari produsen lokal dalam melahirkan produk yang inovatif, aman bagi kesehatan, dan ramah lingkungan melatari tumbuhnya penjualan galon bebas Bisfenol A (BPA).

Data Asparminas pada awal 2023, katanya, melalui keterangan tertulis di Jakarta, Rabu, menyebut penjualan galon bebas BPA meningkat menjadi 8 persen dari 6 persen setahun sebelumnya.

Dalam rentang waktu yang sama, pangsa pasar galon guna ulang berbahan plastik keras polikarbonat menyusut menjadi 92 persen dari sebelumnya 94 persen.

"Ini artinya masyarakat kian sadar produk AMDK yang aman untuk kesehatan dan, di sisi lain, pemain-pemain menengah dan kecil telah berhasil melakukan inovasi dan meningkatkan daya saing, sehingga bisa merebut pasar dari pemain besar," kata Eko.

Data menunjukkan total penjualan galon bermerek pada 2022 mencapai Rp9,7 triliun, meningkat empat persen dari setahun sebelumnya.

Dari angka tersebut, penjualan galon guna ulang berbahan kemasan polikarbonat, yang didominasi penjualan market leader relatif stagnan dari setahun sebelumnya.

Pada saat yang sama, data menunjukkan penjualan galon berbasis kemasan BPA Free, mencakup delapan persen dari pangsa pasar, mencapai Rp878 miliar pada 2022, atau meningkat 41 persen dari setahun sebelumnya.

"Pertumbuhan penjualan galon BPA Free yang dua digit tentunya kabar baik bagi produsen lokal," kata Eko.

Berdasarkan data tersebut, tambahnya, Asparminas berkomitmen mendukung regulasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terkait pelabelan risiko BPA.

Bisfenol A (BPA) merupakan bahan penguat pada produksi polikarbonat, jenis plastik pada lazimnya produk galon guna ulang yang beredar di masyarakat.

Rawan terlepas dari kemasan polikarbonat, katanya pula, BPA bisa memicu gangguan kesehatan yang serius, termasuk kerusakan sistem hormon dan reproduksi serta gangguan pertumbuhan pada janin dan anak.

“Para pelaku usaha AMDK yang bergabung dalam Asparminas sejak awal sepakat untuk mendukung pelabelan risiko BPA pada galon guna ulang, karena pelabelan tersebut justru bermanfaat untuk kelangsungan bisnis air minum kemasan di Tanah Air,” kata Eko yang juga Direktur Operasional PT Sariguna Primatirta Tbk.

Menurut Eko, rencana pelabelan BPA akan mendorong pelaku usaha untuk lebih inovatif dan lebih tenang dalam menjalankan usaha air minum, selain itu masyarakat juga diuntungkan karena kesehatan mereka bisa lebih terjaga.
Baca juga: Komnas PA: Industri AMDK wajib cantumkan peringatan bahaya BPA
Baca juga: PDAM Jayapura bantu tandon dan 1.000 karton AMDK untuk pengungsi

Pewarta: Subagyo
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023