Surabaya (ANTARA) - Air minum merupakan hal yang krusial dalam kehidupan makhluk hidup di Bumi. Air menjadi sumber kehidupan dan kebutuhan dasar bagi kehidupan.

Kebutuhan dasar tersebut harus dipenuhi dengan sistem penyediaan air minum yang berkualitas, sehat, efisien, efektif, dan terintegrasi dengan sektor sanitasi. Jika kebutuhan ini terpenuhi, maka masyarakat dapat hidup sehat, produktif, dan dapat meningkatkan derajat kesehatan.

Hal itu juga dalam rangka mencapai target akses air minum dan sanitasi yang menyeluruh serta target sustainable development goals (SDGs) atau tujuan pembangunan berkelanjutan.

Tujuan SDGs sendiri cukup luas, karena penyusunan SDGs sangat partisipatif dan banyak pemangku kepentingan yang terlibat, yakni lintas sektor dan disiplin ilmu. Salah satunya pembangunan berkelanjutan untuk masyarakat yang kuat, sehat, dan berkeadilan untuk mendapatkan air dan sanitasi.

Selama ini, untuk pemenuhan kebutuhan air minum sehari-hari, masyarakat perkotaan dapat memperolehnya dari perusahaan daerah air minum (PDAM), depot air minum isi ulang atau membeli air kemasan.

Layanan PDAM belum bisa menyediakan air langsung dapat diminum oleh masyarakat, karena air yang diproduksi masih dikategorikan air bersih, sehingga tidak aman untuk diminum langsung. Air tersebut aman untuk diminum setelah dimasak sampai mendidih.

Mengonsumsi air minum yang tidak layak akan berdampak terhadap kesehatan, seperti meningkatnya penyakit diare, muntah, mencret, dan stunting.

Untuk itu, perlu keterlibatan pemerintah daerah dan pemerintah pusat untuk melaksanakan program prioritas penyediaan air minum.

Salah satu upaya pelaksanaan SDGs ialah menyediakan air minum berkualitas yang siap dikonsumsi masyarakat sebagaimana dilakukan Pemerintah Kota Surabaya dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang mendirikan perusahaan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang sehat dan berkualitas.

Perusahaan tersebut mulai dibangun di kawasan Jalan Bukit Darmo Golf, Putat Gede, Surabaya.

Perusahaan tersebut diresmikan oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama Rektor ITS Mochamad Ashari, serta jajaran DPRD Kota Surabaya pada Senin, 28 Agustus 2023.

Perusahaan ini tak hanya diresmikan untuk produksi, akan tetapi juga sebagai model pembelajaran produk serta menjadi bagian dari upaya mengentaskan kemiskinan di Kota Surabaya.

Keterlibatan perguruan tinggi memiliki andil besar, mulai dari komunikasi kebijakan publik, hingga strategi pembangunan yang berbasis ilmu pengetahuan, melalui riset mendalam untuk turut menyukseskan program pembangunan daerah.

Kerja sama yang dibangun Pemkot Surabaya dan ITS ini merupakan salah satu bentuk ekosistem triplehelix, yakni melibatkan antara perguruan tinggi, industri, dan pemerintah daerah.

Selain untuk keperluan produksi dan sebagai model pembelajaran produk, industri ini juga merupakan implementasi teknologi riset ke dalam industri, sehingga mahasiswa juga dapat belajar langsung di dalamnya.

Untuk saat ini, perusahaan itu dalam proses pengajuan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Halal, dan SNI dalam rangka memenuhi standar produksi, sehingga juga semakin aman bagi masyarakat.

Untuk menjaga kualitas air minum ini, merujuk kepada baku mutu kualitas air berdasarkan Permenkes RI Nomor 492 Tahun 2010, sesuai dengan konsep pembangunan berkelanjutan (SDGs) 2015 - 2030.

Penyediaan air minum dan sanitasi yang layak ini sesuai dengan amanah Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air, dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, serta PP Nomor 112 Tahun 2015 tentang Sistem Penyedian Air Minum.


Teknologi nano

Air minum kemasan milik Pemkot Surabaya ini dibuat dengan mesin berteknologi nano yang dikembangkan oleh ITS. Selain menggunakan teknologi nano, ITS juga memanfaatkan sumber mata air baku dari pegunungan di Umbulan, Kabupaten Pasuruan, yang dikenal memiliki kualitas tinggi. Air itu akan disalurkan langsung dari pegunungan hingga ke perusahaan itu oleh perusahaan yang dimiliki oleh ITS.

Pembangunan perusahaan ini merupakan salah satu wujud kontribusi ITS sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH), merealisasikan rencana riset dan pengembangan teknologi dalam menyediakan air minum yang berkualitas untuk masyarakat. Yang menjadi fokus ITS adalah melakukan riset teknologi nano, sebagai pendukung industri ini.

Perusahaan di kawasan Surabaya Barat ini direncanakan akan memberikan kesempatan kepada siswa, mahasiswa maupun peneliti yang ingin belajar dalam mengembangkan lebih lanjut teknologi air minum maupun pengembangan bisnis air minum.

Penggunaan teknologi nano banyak manfaatnya, salah satunya bisa menyaring dan menghilangkan mikroplastik yang kalau masuk ke tubuh dan tidak bisa keluar dalam jumlah tertentu, bisa mengakibatkan kanker.

Selain itu teknologi nano juga bisa bisa berdampak baik untuk lingkungan karena bisa mengurangi plastik. Kemasan yang akan digunakan memakai bahan plastik daur ulang yang berasal dari Bank Sampah Kota Surabaya.

Jadi plastiknya dari bank sampah, kemudian dijual ke perusahaan air minum itu. Semua wilayah ada bank sampah kota, kemudian sampah plastik itu dijual di perusahaan, sehingga uang pendapatan juga akan berputar.


Entaskan kemiskinan

Berdirinya perusahaan air minum dalam kemasan ini salah satu bagian dari upaya Pemkot Surabaya untuk mengentaskan kemiskinan dan pengangguran.

Proses produksi yang dilakukan di Surabaya tersebut menjadi kesempatan besar bagi warga Kota Pahlawan untuk terlibat langsung dalam proses produksi air siap minum.

Produk air minum dalam kemasan ini akan didistribusikan ke minimarket, supermarket, toko kelontong, hingga ditawarkan ke perusahaan-perusahaan, mulai dari perusahaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) hingga swasta di Kota Surabaya.

Sedangkan skema distribusi air kemasan akan dilakukan melalui usaha mikro kecil menengah (UMKM), khususnya masyarakat miskin dan pra-miskin di Surabaya, agar dapat membantu mengurangi angka kemiskinan.

Demi memperluas distribusi, air kemasan itu juga didistribusikan ke instansi pemerintah daerah, berbagai bank, hingga bisnis-bisnis ritel. Terlebih lagi didukung dengan harga yang lebih ekonomis dari air kemasan yang ada di pasaran saat ini.

Dengan demikian, teknologi tersebut dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi, menghemat biaya, mengurangi limbah produksi, dan mengurangi dampak lingkungan, menganalisis pengelolaan penggunaan sumber daya alam, dan mengelola lingkungan.

Hal itu sesuai dengan target SDGs untuk mendekatkan akses air minum di perkotaan dalam rangka pencapaian target akses universal air minum dan sanitasi. Ini semua untuk mendukung program pemerintah dalam mencapai 100 persen akses air minum bagi semua masyarakat Indonesia. Salam sehat.


 

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2023