Maumere (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur memperkuat Tim Gerak Cepat (TGC) untuk melakukan koordinasi cepat lintas sektor dalam mengantisipasi potensi kejadian luar biasa demam berdarah dengue (KLB DBD) akibat meningkatnya angka kasus hingga awal Maret 2023.

"Sampai hari ini ada 326 kasus DBD, sedangkan akumulasi tahun 2022 itu 466 kasus. Dari lonjakan kasus ini, di grafik sudah masuk ke level waspada," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka Petrus Herlemus di Maumere, Kamis.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka per 1 Maret 2022, ada kenaikan kasus yang signifikan pada awal tahun 2022 dibanding akumulasi tahun 2023. Petrus menilai kenaikan kasus itu merupakan salah satu tanda ke arah KLB DBD di Sikka.

Untuk mengantisipasi KLB DBD sebagaimana siklus tiga tahunan KLB DBD yang bisa terjadi di Sikka, Petrus telah melakukan rapat internal dan menugaskan TGC untuk melakukan intervensi ke beberapa wilayah kerja puskesmas yang memiliki kasus cukup tinggi.

Baca juga: 104 warga terserang, Sumba Barat Daya-NTT tetapkan KLB demam berdarah

Baca juga: Dinas Kesehatan Manggarai pantau 13 pasien terinfeksi virus DBD


Beberapa puskesmas itu yakni Puskesmas Kopeta, Beru, Waigete, Nanga, Nita, dan Watubaing.

"TGC turun puskesmas lalu bertemu pak camat lakukan gerak lintas sektor untuk pemberantasan sarang nyamuk. Kalau tidak seperti ini saya khawatir kita masuk fase KLB," ucapnya tegas.

Untuk mengantisipasi kejadian luar biasa lagi di wilayah Sikka, Petrus juga telah menginstruksikan semua puskesmas untuk melakukan tata kelola penanganan DBD apabila pasien datang dengan keluhan demam.

"Nanti penegakan diagnosa bahwa laboratorium bukan DBD itu soal lain. Tapi keluhan panas demam itu harus dicurigai," ucapnya lagi.

Lebih lanjut dia menegaskan agar petugas puskesmas harus melakukan pengawasan dari rumah ke rumah apabila ada anak-anak atau orang dewasa dengan keluhan demam agar segera diarahkan ke fasilitas kesehatan.

Dia menyebut bahwa kebersihan lingkungan dan kesadaran masyarakat menjadi hal penting sebagai langkah preventif mengantisipasi kasus DBD.

Selain melakukan koordinasi lintas sektor dan pemantauan langsung di lapangan, Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka memperkuat fasilitas kesehatan yang ada baik puskesmas dan rumah sakit untuk mengantisipasi lonjakan kasus DBD.

Petrus berujar telah memastikan tiga rumah sakit, 25 puskesmas, serta puskesmas pembantu dan polindes untuk siaga dengan lonjakan kasus DBD yang berpotensi terjadi di Sikka.

"Yang demam harus segera dibawa ke puskesmas," katanya menegaskan.

Baca juga: Seorang balita di Sikka meninggal karena demam berdarah

Baca juga: Pemkab Sikka katakan KLB demam berdarah tahun ini terparah

Pewarta: Fransiska Mariana Nuka
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023