Jakarta (ANTARA) - Dokter hewan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) drh. M. Th. Khrisdiana Putri, M.P., PhD mengimbau agar peternak dapat melapor kepada dinas peternakan setempat apabila menemukan unggas yang mati mendadak, terutama dalam jumlah banyak, sebagai langkah antisipasi penyebaran virus flu burung.

"Jika ada kematian unggas mendadak terutama di unggas air, yang pertama harus dilakukan adalah pertama melapor kepada dinas peternakan setempat atau kepada balai veteriner yang paling dekat," kata Khrisdiana saat dihubungi ANTARA melalui sambungan telepon, Kamis.

Hal tersebut dilakukan supaya langkah tindak lanjut dapat dilakukan, seperti pengambilan sampel hingga diagnostik penyakit pada hewan. Dengan begitu, pihak berwenang dapat memastikan apakah kematian unggas tersebut disebabkan oleh virus flu burung (avian influenza) ataukah tidak.

Baca juga: Upaya yang dapat dilakukan untuk cegah penularan flu burung di pasar

Unggas yang mati sebaiknya dikuburkan di dalam tanah dengan lokasi yang tidak berdekatan dengan kandang maupun tempat tinggal manusia. Lokasi penguburan juga harus jauh dari akses keramaian manusia maupun kemungkinan adanya hewan liar lainnya. Sebelum dikubur, unggas yang mati juga disarankan untuk dilakukan disinfeksi terlebih dahulu.

Menurut Khrisdiana, unggas yang terinfeksi virus flu burung biasanya menunjukkan gejala pernapasan seperti sesak napas. Unggas akan cenderung terengah-engah dan mulutnya terbuka.

Gejala lain yang mungkin timbul seperti pendarahan di bawah kulit ataupun kebengkakan di kepala. Unggas yang sakit cenderung tidak mau berjalan, memojok, hingga terlihat lelah. Khrisdiana juga mengingatkan, hewan yang sehat harus dipisahkan dari hewan yang sakit.

Walaupun belum diketahui potensi penularan flu burung terhadap manusia, Khrisdiana menganjurkan agar pemilik ternak menggunakan alat pelindung diri (personal protected equipment/PPE) terutama saat menangani hewan yang sakit.

"Minimal adalah masker. Kemudian juga memakai sarung tangan ketika kita handling dan bisa berganti baju. Disinfektan ini juga diperlukan untuk disinfeksi sekitarnya maupun sebelum masuk ke dalam ruangan atau rumah. Dan juga selalu melakukan PHBS, cuci tangan dan sebagainya itu akan sangat membantu," kata Khrisdiana.

Baca juga: Pakar: Virus flu burung dapat dikendalikan dengan pemanasan

Baca juga: Flu burung muncul, masyarakat tak perlu takut makan ayam dan telur

Baca juga: Flu burung dapat berkembang cepat jadi penyakit paru berat

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023