New Delhi (ANTARA) - Para menteri luar negeri dari Kelompok 20 negara ekonomi besar dunia (G20) pada Kamis terlibat dalam debat substantif pada hari kedua pertemuan G20 di India, dengan isu perang Rusia-Ukraina mendominasi diskusi.

Pertemuan Menlu G20 itu kemungkinan tidak mengeluarkan pernyataan bersama setelah pembicaraan selama dua hari di New Delhi, yang dimulai dengan jamuan makan malam pada Rabu, tetapi India mungkin akan merilis kesimpulan sebagai negara ketua, menurut sumber-sumber pemerintah Jepang.

Para menteri luar negeri G20 berkumpul pada saat keretakan semakin dalam antara negara-negara Barat dan kubu China-Rusia atas invasi Moskow ke Ukraina dan masalah lainnya.

Amerika Serikat, negara-negara Eropa, dan Jepang telah meningkatkan sanksi ekonomi terhadap Rusia, sementara beberapa negara lain termasuk China dan India belum bergabung dengan tindakan hukuman tersebut.

Sementara itu, Washington dan Beijing tetap berselisih soal Taiwan dan balon udara mata-mata China yang diduga ditembak jatuh pada Februari oleh pasukan AS saat terbang di atas benua Amerika Serikat.

Taiwan, yang memiliki pemerintahan sendiri, dianggap oleh Beijing sebagai provinsi pemberontak yang menunggu dipersatukan kembali dengan China daratan, jika perlu dengan kekerasan.

Selain itu, Washington berpendapat China telah mempertimbangkan untuk menawarkan senjata ke Rusia, yang melancarkan perangnya melawan Ukraina pada 24 Februari 2022.

Akan tetapi, Beijing membantah keras tuduhan tersebut.

Baca juga: China bersedia bicara dan selesaikan utang negara pendapatan rendah

"Kita semua harus mengakui bahwa multilateralisme sedang dalam krisis hari ini," kata Perdana Menteri India Narendra Modi dalam pesan video pada awal sesi pertemuan Menlu G20 pada Kamis.

Modi menyuarakan harapan bahwa pertemuan itu akan mencerminkan "semangat bersatu untuk mencapai tujuan bersama dan konkret".

Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi melewatkan pertemuan G20 untuk menghadiri sesi parlemen, dan wakil menteri senior Kenji Yamada mewakili Jepang dalam pertemuan tersebut. Jepang memegang kursi kepresidenan G7 tahun ini.

Pada pertemuan menteri luar negeri yang sedang berlangsung di India, negara-negara G20 juga akan bertukar pandangan tentang cara-cara untuk memastikan keamanan energi dan pangan global.

Sejak militer Rusia mulai menyerang Ukraina, kekhawatiran atas pasokan makanan dan energi meningkat karena harga komoditas meningkat.

Rusia adalah salah satu pengekspor biji-bijian, minyak dan gas terbesar di dunia dan Ukraina adalah produsen utama gandum dan jagung.

Baca juga: Menlu AS berbincang singkat dengan Menlu Rusia di pertemuan G20

Masalah pasokan pangan lebih penting bagi negara-negara berkembang di wilayah seperti Asia, Afrika, dan Amerika Latin, yang sering disebut negara "Global Selatan".

Sebelum pembicaraan G20 dimulai pada Rabu, Menteri Luar Negeri India Vinay Kwatra mengatakan kepada wartawan bahwa "konflik Rusia-Ukraina" akan menjadi poin penting, tetapi dampak ekonominya terhadap negara berkembang "sama pentingnya untuk menjadi fokus pembahasan".

Anggota G20 termasuk anggota G7 -- Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Amerika Serikat, ditambah Uni Eropa -- bersama dengan Argentina, Australia, Brasil, China, India, Indonesia, Meksiko, Rusia, Saudi Arab, Afrika Selatan, Korea Selatan, dan Turki.

Di sela-sela pembicaraan G20, menteri luar negeri Amerika Serikat, Jepang, India dan Australia, yang secara kolektif dikenal sebagai Quad, dijadwalkan mengadakan pertemuan mereka pada Jumat, dengan Menlu Jepang Hayashi diharapkan untuk berpartisipasi secara langsung.

Dialog Keamanan Segi Empat (Quadrilateral Security Dialogue), umumnya dikenal sebagai Quad, adalah kelompok dialog keamanan strategis antara Australia, India, Jepang, dan Amerika Serikat.

Pengelompokan Quad telah dipandang secara luas sebagai penyeimbang terhadap meningkatnya pengaruh China di kawasan Indo-Pasifik.

Sumber: Kyodo-OANA

Baca juga: Menlu RI: G20 harus jadi katalis untuk bangkitkan semangat kolaborasi

Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023