Peremajaan tubuh saat Ramadhan
Ahli Diet Klinis Juliot Vinolia, dari Rumah Sakit Medor di Dubai, mengatakan bahwa Ramadhan adalah waktu terbaik tahun ini untuk meremajakan pikiran dan tubuh.

“Puasa membantu tubuh kita untuk memulai kembali dan menghapus racun bahkan pada tingkat sel. Pembuluh darah dan usus dibersihkan dari lemak tidak sehat dan bahan kimia penyebab kanker yang kita kumpulkan saat mengonsumsi makanan olahan,” katanya.

Menurut Juliot, puasa adalah pedang bermata dua. Bila dikombinasikan dengan makanan yang tepat dapat menghentikan materi genetik penyebab penyakit, namun bila salah mengelola asupan bisa menjadi sebaliknya.

Juliot menambahkan bahwa hormon dan enzim unik hanya diproduksi selama puasa yang sehat. Untuk mendapatkan yang terbaik dari enzim ini, orang harus memiliki pola makan yang cukup nutrisi, termasuk lebih banyak makanan segar berbasis tanaman yang dimasak di rumah.

Sementara Ahli Diet Klinis Davie Telan dari Rumah Sakit Rehabilitasi Salma di Abu Dhabi mengatakan bahwa orang harus memasukkan serat ke dalam makanan mereka untuk merasa lebih kenyang lebih lama.

Pastikan untuk makan lengkap yang mencakup buah-buahan dan sayuran untuk vitamin, makanan kaya protein, serta karbohidrat kompleks, seperti nasi merah dan roti gandum. Menurutnya, makanan yang lengkap akan membantu mengendalikan nafsu makan dan bahkan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

“Ingat lah bahwa kualitas, bukan kuantitas, makanan selama sahur dan berbuka adalah yang terpenting.” kata Davie.

Makan berbeda untuk sahur dan iftar

Aturan berbeda berlaku untuk sahur dan buka puasa, kata para dokter. Sahur adalah makanan penting yang harus mengandung karbohidrat kompleks, protein, buah-buahan, dan sayuran. Hidangan seperti kopi atau yang mengandung kafein perlu dihindari saat sahur.

Vinolia menyarankan umat Islam untuk menghindari minuman manis dan berkarbonasi, serta karbohidrat olahan seperti sereal sarapan manis, kue-kue, biskuit, dan roti putih.

Selain itu, Davie mengatakan bahwa terlalu banyak mengonsumsi gorengan dan makanan olahan harus dihindari karena dapat memperparah risiko penyakit kronis dan menyebabkan kenaikan berat badan.

“Hindari terlalu banyak garam karena ini akan membuat anda dehidrasi dan haus di siang hari. Sebagai pengganti garam, gunakan bumbu dapur, rempah-rempah, lemon, atau jeruk nipis untuk menambah cita rasa masakan,” jelasnya.

Untuk berbuka puasa, umat Islam harus berbuka puasa secara tradisional dengan tiga buah kurma untuk mengisi kembali diri mereka dengan nutrisi dan energi yang cukup.

Untuk iftar, Vinolia menyarankan umat Islam untuk menghindari makanan pedas dan gorengan dan memilih makanan sehat yang dibuat dengan air fryer.

Ia mengingatkan, mengonsumsi gula dan lemak berlebihan setelah jam puasa dapat menyebabkan penyakit perlemakan hati dan meningkatkan risiko batu empedu dan ginjal.

Baca juga: Kiat aman berpuasa Ramadhan untuk para ibu menyusui

Penerjemah: Pamela Sakina
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023