Jakarta (ANTARA) - Saat ini, media sosial, tidak hanya digunakan sebagai media hiburan atau entertainment. Dalam beberapa tahun terakhir, media sosial TikTok misalnya mulai berevolusi sebagai platform yang menawarkan fitur berbelanja dan dapat dimanfaatkan oleh para pelaku bisnis.
Perubahan fitur media sosial ini, tentunya perlu disikapi dengan bijak oleh para pengguna. Serta, literasi digital yang mumpuni.
 
 
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan menjelaskan bahwa perkembangan teknologi dan penggunaan media sosial semakin melesat naik saat pandemi. Situasi ini memperjelas posisi masyarakat yang berada di tengah era transformasi digital, dan harus diseimbangkan dengan pengetahuan tentang risiko bagi penggunanya.
 
“Peningkatan penggunaan teknologi harus diimbangi dengan kapasitas literasi digital yang mumpuni, agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi digital dengan produktif, bijak, dan tepat guna,” ujar Semuel.
 
Semuel menjelaskan bahwa Indeks Literasi Digital masyarakat di Indonesia masih perlu ditingkatkan di tahun ini. Diketahui bahwa Indeks Literasi Digital tahun 2022 berada di level 3.54 dari skala 1-5. Untuk itulah, Kementerian Kominfo menggelar berbagai pelatihan dan diseminasi yang bertujuan mendorong #IndonesiaMakinCakapDigital, salah satunya Gali Ilmu: “Kupas Tuntas TikTok sebagai Media Pemasaran Bisnis Masa Kini", pada Sabtu (4/3) di Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat, bersama TikTok Indonesia.
 
“Peningkatan literasi digital masyarakat adalah pekerjaan besar, diperlukan kolaborasi yang baik agar tidak ada yang tertinggal dalam proses percepatan transformasi digital ini. Prinsipnya nobody left behind,” tutup Semuel.
 
Menurut laporan We Are Social per Januari 2023, jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia sebanyak 167 juta orang atau setara dengan 60,4 persen populasi penduduk. Dengan waktu rata-rata penggunaan media sosial di Indonesia, mencapai 3 jam 18 menit setiap harinya. Pada Januari 2023, tercatat ada 109,90 juta pengguna media sosial TikTok di Indonesia, yang merupakan urutan terbesar kedua di dunia.
 
Global Ecommerce Business Operation & Acquisition TikTok Indonesia, Aldo Shurman, menyebut bahwa TikTok kini telah meluncurkan TikTok Shop, sebagai fitur baru yang bisa memfasilitasi pemilik UMKM untuk berjualan secara digital. Tidak hanya mengunggah konten, pengguna TikTok kini dapat berjualan dan berinteraksi langsung dengan pembeli.
 
“Setelah berjalannya waktu dan kondisi pasar yang makin banyak muncul e-commerce dan marketplace, tahun 2021 Tiktok melihat ada potensi besar di Indonesia. Akhirnya yang tadinya fokus di entertainment, sekarang TikTok jadi media shoppertainment, orang-orang bisa shopping plus entertainment. Belanja sambil terhibur,” jelas Aldo.
 
Sejak kemunculan fitur TikTok Shop, Aldo menjelaskan fungsi TikTok yang kian sering digunakan oleh anak muda, khususnya sebagai media pemasaran dan promosi. Fitur-fitur dan tren yang berkembang di TikTok, jika dimanfaatkan dengan tepat, bisa digunakan sebagai marketing tools yang ampuh, untuk meningkatkan awareness dan exposure sebuah produk. Untuk memaksimalkan fitur TikTok Shop, pelaku bisnis bisa menggunakan aplikasi TikTok Seller.
 
“Tidak ada syarat minimal followers untuk berjualan, yang penting daftar di TikTok Seller. Setelah download aplikasi tersebut, sudah bisa langsung berjualan, live streaming, sehingga ini menjadi kesempatan besar untuk teman-teman pemilik UMKM untuk berjualan online,” tambah Aldo.
 
Media sosial TikTok merupakan platform yang dikenal untuk mengekspresikan kreativitas melalui video yang menciptakan pengalaman yang asli (genuine), menginspirasi, dan menyenangkan. TikTok memungkinkan penggunanya untuk membuat video pendek disertai musik, filter, dan beberapa fitur kreatif lainnya. Konten atau video yang menarik dari pembuat (creator), dapat menjadi viral dan trending. Salah satunya seperti influencer dan content creator TikTok Tommy Teja, yang sudah memiliki 1,3 juta pengikut sejak aktif membuat akun di tahun 2021.
 
“Kebetulan saya juga punya usaha dan melihat banyak yang mulai menggunakan TikTok untuk berjualan. Saya berpikir, mengapa gak coba berbagi pengalaman sebagai entrepreneur dan tips marketing. Saya melihat peluang belum banyak yang membuat konten edukasi saat itu, saya hoki karena dua hari langsung dapat 1 juta viewers,” cerita Tommy.
 
Selain melihat peluang dan timing, Tommy juga berbagi tentang pentingnya mengembangkan kemampuan membuat konten dan public speaking. Khususnya ketika mengajak viewers berbelanja lewat live shopping.
 
“Apapun media sosialnya, skill membuat konten dan berjualan online akan sangat terpakai. Tipsnya, terus belajar supaya bisa lancar berbicara,” tambah Tommy.
 
Selain diisi talkshow, acara ini juga diisi oleh sesi latihan atau workshop tentang cara membuat konten yang baik dan menarik. Tommy memberikan tips dan trik soal strategi menjadi viral, hingga penggunaan tools dan aplikasi pendukung dalam memproduksi konten.
 
Acara Gali Ilmu: “Kupas Tuntas TikTok sebagai Media Pemasaran Bisnis Masa Kini" digelar oleh Kementerian Kominfo bersama TikTok Indonesia, sebagai upaya meningkatkan literasi digital dan pembelajaran masyarakat, guna memanfaatkan sosial media secara positif dan menguntungkan. Dihadiri lebih dari 400 peserta, acara ini berlangsung secara hybrid di Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat, dan melalui aplikasi Zoom.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2023