Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan RI mengusung tiga strategi komunikasi dalam upaya mendorong tindakan nyata secara kolektif terhadap penanggulangan kasus obesitas di Indonesia.

"Tema global tahun ini adalah Changing Perspectives – Let’s Talk About Obesity. Sedangkan tema nasional adalah Kenali, Cegah, Atasi Obesitas Untuk Hidup Lebih Sehat dan Produktif," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI Maxi Rein Rondonuwu, dalam Konferensi Pers Peringatan Hari Obesitas Sedunia 2023 yang diikuti dalam jaringan di Jakarta, Senin.

Dengan tema tersebut, kata Maxi, seluruh pemangku kepentingan perlu aktif mendiskusikan, membahas, dan mengubah pola pandang terhadap obesitas melalui tindakan nyata guna menurunkan angka kasus.

Strategi komunikasi pertama, mengangkat isu obesitas jadi topik pembicaraan formal maupun informal di kalangan tenaga kesehatan, organisasi profesi, organisasi masyarakat, hingga tataran pemangku kebijakan.

Maxi juga mendorong topik obesitas menjadi upaya kolektif, sebagai strategi yang kedua. "Kita perlu ubah perspektif obesitas sebagai masalah individu, kami berupaya mengedukasi setiap orang untuk memahami bahwa ada faktor lain yang berpengaruh pada obesitas," katanya.

Menurut Maxi, diperlukan gerakan bersama upaya penanggulangan obesitas agar manfaat yang dirasakan berdampak pada masyarakat luas. "Obesitas adalah masalah bersama yang memerlukan tindakan kolektif bersama yang nyata dan efektif," katanya.

Baca juga: Edukasi gizi demi cegah obesitas dimulai sebelum menikah

Ketiga, adalah merumuskan upaya nasional, mulai dari tindakan kolektif pada rencana aksi nasional berbasis bukti mengatasi obesitas.

Maxi mengatakan, obesitas masih menjadi masalah global yang memberi dampak pada sekitar 2 miliar penduduk dunia dan mengancam kesehatan.

"Pada 2030, diperkirakan satu dari lima perempuan dan satu dari tujuh pria akan hidup dengan obesitas, atau setara dengan 1 miliar orang di seluruh dunia. Prevalensi obesitas paling banyak pada perempuan," katanya.

Disamping menjadi beban ganda di negara berkembang, kata Maxi, di sisi lain obesitas juga memicu malnutrisi.

Pada kasus di Indonesia, kata dia, terjadi kenaikan prevalensi kasus sebesar dua kali lipat sejak kurun 2007 hingga 2018, dari 10,5 persen menjadi 21,8 persen.

"Obesitas menjadi faktor risiko terhadap penyakit tidak menular, seperti diabetes, jantung, kanker, hipertensi, penyakit metabolik dan nonmetabolik, dan menjadi penyebab kematian tertinggi pada penyakit kardiovaskuler, penyakit ginjal dan diabetes itu angka paling banyak meninggal," katanya.

Menurut Maxi, obesitas butuh intervensi secara komprehensif. Selain itu, obesitas juga berdampak pada kerugian ekonomi yang dipicu biaya perawatan.

"Biaya kesehatan di Indonesia habis untuk penyakit tidak menular seperti jantung, pembuluh darah, diabetes, stroke dan kanker," katanya.

Baca juga: Kemenkes usulkan cukai produk mengandung gula, guna tekan obesitas
Baca juga: Mencegah anak obesitas dari berbagai penjuru sedari dini

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023