Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengatakan Indonesia berpotensi menjadi sumber data karena negeri ini heterogen secara demografi, geografi, sosial-budaya, dan biodiversitas.
 
BRIN saat ini menginisiasi dalam mengembangkan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) terkait data omics genomics, proteomics, metabolomics yang berbasis data biodiversitas darat dan laut Indonesia.
 
"Jika kita ingin mengembangkan obat, misalnya bisa berangkat dari data itu dari struktur molekuler dan itu the real big data," ujarnya dalam pernyataan di Jakarta, Selasa.
 
Kecerdasan buatan tersebut juga bisa terkait demografi yang beragam, data terkait kebencanaan, pertanian cerdas, dan zona tangkap ikan berbasis data sensor darat serta citra satelit.

Baca juga: Peneliti BRIN: Penundaan pemilu sama saja makar

Baca juga: BNPB-BRIN antisipasi cuaca ekstrem Sulses dengan TMC
 
"Semua itu adalah data. Ini menjadi tantangan kita, bagaimana menganalisis dan memanfaatkan data tersebut melalui AI menjadi informasi yang berguna untuk hal lain," kata  Handoko.
 
Kini, BRIN bersama pemangku kepentingan sedang menyelesaikan rancangan Peraturan Presiden tentang Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial.
 
Handoko mengungkapkan jumlah data yang terus bertambah memberikan tantangan mengenai kemampuan komputasi, sehingga komputer kuantum akan menjadi salah satu teknologi di masa depan.
 
"Karena itu, BRIN juga memiliki Pusat Riset Fisika Kuantum," kata Handoko.
 
Ia menuturkan bahwa era kecerdasan buatan merupakan bagian dari kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.
 
Handoko mengajak masyarakat untuk tidak perlu takut berlebihan, karena kecerdasan buatan adalah adalah milestone dari proses natural perkembangan teknologi yang diharapkan memang memudahkan kehidupan manusia.
 
"Kecerdasan buatan merupakan alat, bukan tujuan, karena basis kecerdasan buatan adalah big data," kata Handoko.
 
Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa kecerdasan buatan sama dengan manusia yang secara alamiah punya latar belakang pengetahuan, sehingga mempengaruhi manusia dalam mengambil keputusan.
 
Sistem buatan bisa memilah informasi, menganalisis, membuat keputusan, dan mengeksekusi keputusan tersebut.
 
"AI juga sama, kalau tidak ada big data di belakangnya, tidak ada AI," ucap Handoko.*

Baca juga: BRIN kembangkan visualisasi keanekaragaman hayati

Baca juga: BRIN kembangkan teknologi biostimulan guna dongkrak hasil pertanian

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023