Sidoarjo (ANTARA) -
Pemprov Jawa Timur mengapreasiasi guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang menjadi agen penggerak Jatim bebas stunting dan PAUD berkualitas.

"PR bersama kita adalah bagaimana sejak 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) mereka memang mendapatkan asupan gizi yang baik dan pengasuhan yang baik," kata Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Hal itu ditegaskannya saat membuka Seminar Nasional PAUD dan pelantikan guru PAUD sebagai agen penggerak Jatim bebas stunting dan PAUD berkualitas di GOR Sidoarjo, Kamis.
 
Pada kegiatan tersebut Gubernur Khofifah secara khusus mendorong dan mengajak agar para guru PAUD menyatukan langkah dengan para orang tua dalam mewujudkan Jatim bebas stunting.
 
Ia mengingatkan kembali tentang pentingnya pemenuhan gizi anak, terutama pada 1.000 HPK sejak janin berada di kandungan. Sebab, dampak buruk kekurangan gizi pada periode 1.000 HPK akan sulit diperbaiki.
 
"Artinya Himpaudi memang harus seiring dengan parenting para orang tua, harus memahami bagaimana saat ibu hamil jangan kurang gizi," ujar Gubernur Khofifah.
 
Ia mengatakan, tidak hanya asupan gizi fisik saja yang wajib diperhatikan, melainkan juga asupan rohani anak-anak. Hal ini penting agar anak-anak di Jatim bebas stunting fisik maupun stunting rohani. Sehingga, anak-anak di Jatim bisa tumbuh menjadi SDM yang berkualitas.
 
"Selain asupan gizi dalam makanan seperti kandungan protein, kalori dan sebagainya, juga asupan gizi rohaniah. Sehingga, fisiknya tidak stunting, rohaninya juga tidak stunting," ujar Gubernur Khofifah.
 
Gubernur Khofifah mengajak seluruh peserta seminar yang bersalawat bersama. Salawat yang dipimpin oleh Ketua Umum PP Muslimat NU ini menggema di Gedung Serbaguna GOR Sidoarjo.
 
"Para Laskar Himpaudi, panjenengan sudah berikhtiar luar biasa tapi saya tetap mohon di antara doa-doa panjenengan tolong ditambahkan doa untuk anak didik panjenengan mudah-mudahan mereka menjadi anak yang saleh-saiehah bermanfaat bagi agama, bangsa, dan negara," katanya.
 
Dalam kesempatan tersebut, Himpaudi Jatim juga mengukuhkan 38 Agen Penggerak Jatim Bebas Stunting dan PAUD Berkualitas yang diwakili oleh Ketua PD Himpaudi Kabupaten atau Kota se-Jatim.
 
"Ini merupakan langkah strategis dan jangka panjang. Semoga semuanya seiring dengan program-program pemkab dan Pemprov Jatim sehingga bersama-sama kita bisa sukses mewujudkan Jatim Bebas Stunting dan PAUD Berkualitas," ujarnya.
 
Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di Jawa Timur berhasil mengalami penurunan dari 23,5 persen pada tahun 2021 menjadi 19,2 persen di tahun 2022. Bahkan tingkat prevalensi stunting di Jawa Timur lebih rendah dibanding Nasional yang berada di angka 21,6 persen.
 
Meskipun angka stunting di Jatim berhasil mengalami penurunan, namun isu stunting masih menjadi isu strategis dalam kesehatan. Ini yang menjadi tantangan tersendiri untuk menurunkan prevalensi stunting hingga 14 persen pada tahun 2024 sesuai dengan arahan RPJMN 2020-2024.
 
Ketua PW Himpaudi Jatim Imam Mahmud menegaskan bahwa Himpaudi Jatim siap mendukung program-program Pemprov dalam mewujudkan Jatim Bebas Stunting.
 
"Sebagai tenaga pendidik PAUD kami mendukung sepenuhnya program-program dari Pemprov Jatim dalam mewujudkan Jatim Bebas Stunting. Ini merupakan tema nasional yang kita semua harus tergerak dan menggerakkan melalui PAUD," ujarnya.
 
Selain itu, Himpaudi Jatim juga siap mendukung Pemprov Jatim mewujudkan Jatim Cerdas. Pihaknya ingin agar anak-anak menjadi investasi bagi para orang tua di masa depan. Oleh karena itu, pendidikan anak sangat penting dilakukan sejak usia dini.
 
"Sebagaimana jargon Ibu Gubernur yakni Berkolaborasi tanpa Diskriminasi. Insya Allah kami mendukung penuh program-program Ibu Gubernur," katanya.
 
Seminar ini juga dihadiri pula oleh Ketua Umum PP Himpaudi Prof. Dr. Netty Herawati, Ketua TP PKK Jatim Arumi Bachsin Emil Dardak, Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali, Ketua TP PKK Sidoarjo Saadah Ahmad Muhdlor dan Ketua Pengurus Wilayah Himpaudi Jatim Imam Mahmud, serta jajaran OPD Jatim.

Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Maswandi
Copyright © ANTARA 2023