Jakarta (ANTARA News) - Band asal Yogyakarta, Nextofkin, mencoba peruntungannya di kancah musik Indonesia dengan album debutnya berjudul "Bolehkah Kupinjam Cintamu Sejenak" dari Victorious Music. Dengan musik "gado-gado" gabungan dari elemen art rock, psychedelic, etnik bahkan world music, Nextofkin menyatakan bahwa itu adalah kekuatan dari band yang beranggotakan Rizky Sasono (gitar), Rachel Saraswati (vokal), Maga (gitar) dan Doni (bass) itu. "Nilai jual kami adalah ketulusan kami. Itu, dan bahwa kami tidak membatasi genre musik, apakah kami main di mainstream atau bukan. Niat tulus berkarya, membuat lagu, membuat komposisi, saya pikir itu salah satu andalan kami," kata Rizky dalam peluncuran albumnya di Hardrock Cafe, Jakarta, Selasa. Pernah tampil di Singapore Street Festival (2004), Nextofkin seolah-olah tidak mempedulikan selera pasar tanah air saat ini yang menyambut hangat musik-musik pop "mellow". "Dalam nilai kami, kami masih menilai bahwa musik kami `listenable`, artinya penonton bisa menyerap itu dengan melodi-melodi tetap harmonis, tetap enak didengar. Tapi memang ada perlawanan (dari musik kami) bahwa pop musik itu kan tidak harus seperti itu, seperti yang kita dengar saat ini. Ada proses kreatif yang lain yang bisa didengar oleh publik," ujar Rizky. Bahkan salah satu lagu mereka "Melankolia di C maj" seakan-akan ingin menyindir lagu melankolis yang biasanya bernada minor. "(Pendirian) Kami lebih ke kami punya karya, ya seperti ini. Misalnya anda suka kenapa, kalau tidak, kenapa. Dan itu akan jadi bahan pertimbangan bagi karya kami selanjutnya, tapi apabila karya kami langsung diterima ya Alhamdulillah, karena itu berarti apa yang keluar dari kepala kami dapat diterima," kata sang vokalis Rachel. "Audienslah yang bisa menilai musik kami. Tidak ada niat membuat sesuatu yang beda, keluar begitu saja," kata Rizky. Ketika grup musik rock asal Perancis Astonvilla `manggung di Jakarta beberapa waktu lalu, Nextofkin yang menjadi band pembuka mendapat sambutan meriah dari penonton yang mayoritas merupakan orang asing tersebut. Dengan 11 lagu dalam album pertama mereka, Nextofkin menceritakan kehidupan yang ironis, cinta yang lebih luas dari sekedar hubungan antara lelaki dan perempuan, tentang mitos dan logika yang menyelubungi cinta, yang diakui sebagai gambaran apa yang mereka serap dari lingkungan sosial dan budaya di sekeliling mereka.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006