Jakarta (ANTARA) - Sutradara film horor “Iblis Dalam Darah” Yannie Sukarya mengungkapkan alasannya memilih genre film horor sebagai film pertama yang dia garap.

Kepada ANTARA pada Senin, Yannie mengatakan bahwa sejak kecil dia memang gemar menonton film horor.

“Terus mungkin juga karena ada pengalaman-pengalaman masa kecil juga di rumah lamaku yang banyak kejadian horor. Biasanya orang kan malah jadi kapok, kalau aku malah jadi senang,” kata Yannie.

Lebih lanjut, Yannie juga mengaku bahwa menjadi sutradara pun merupakan cita-citanya dari kecil. Sehingga, melalui “Iblis Dalam Darah” dirinya pun bisa mewujudkan impiannya tersebut.

“Aku mau jadi sutradara itu karena menurutku memang pekerjaan yang seru banget. Kita tuh bisa create dunia kita sendiri dan kita kasih lihat ke orang-orang. Itu yang seru banget buatku,” jelas Yannie.

Baca juga: Yannie Sukarya debut sebagai sutradara lewat "Iblis Dalam Darah"

Baca juga: "Iblis Dalam Darah" jadi film horor religi pembuka bulan Ramadhan


Setelah "Iblis Dalam Darah", Yannie berencana ingin membuat film bergenre horor mistis yang dipadu dengan genre psychological triller.

"Memang kesukaanku genrenya yang dark-dark,” imbuhnya.

Meski senang dengan film bergenre horor bukan berarti Yannie tidak merasa takut dengan hal-hal yang berbau mistis karena dia mengaku tetap merasakan ketakutan itu.

Kendati demikian, Yannie pun merasa bahwa dari rasa takut itulah yang bisa membantu dirinya untuk menggarap film horor, sehingga dia dapat menggambarkan rasa takutnya tersebut kepada penonton dan menyampaikanya lewat adegan.

“Menurut aku, sutradara horor itu sendiri juga harus punya rasa takut. Jadi bisa menggambarkan rasa ketakutannya di filmnya, justru rasa takut itu yang bisa membantu kita (sutradara) untuk gimana caranya ‘Kalau gue takutnya begini, mungkin orang juga takutnya sama’",” ujarnya.

Yannie pun mengaku bersyukur bisa mendapatkan tim yang baik dan solid sehingga bisa membantu dirinya ketika menggarap film pertamanya ini. Akan tetapi, Yannie juga mengaku menghadapi kesulitan seperti cuaca yang tidak bersahabat saat menyutradarai “Iblis Dalam Darah”.

“Di Gunung Salak hujan terus-terusan. Tapi karena adegan filmnya kebanyakan malam, jadi aman sih. Kalau nggak terkendala itu pun memang syutingnya banyak malam,” lanjutnya.

Meskipun sudah mewujudkan cita-citanya, namun Yannie pun berharap ke depannya dia bisa lebih baik lagi dan membuat karya-karya yang lebih baik.

Baca juga: Film "Khanzab" tayang jelang Lebaran

Baca juga: Film horor dan kekuatannya merangkul Indonesia

Baca juga: Sutradara ingin naikkan kualitas film horor lewat "Waktu Maghrib"


Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023