Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Nahar meminta agar semua pihak, termasuk orang tua untuk mewaspadai fenomena self harm (melukai diri sendiri) pada remaja.

"Semua pihak agar mewaspadai fenomena ini agar anak tidak menjadi korban," kata Nahar kepada ANTARA di Jakarta, Senin, menanggapi terjadinya kasus pelajar secara massal melukai tangan di sejumlah daerah.

Nahar pun meminta para orang tua agar memberikan kasih sayang yang cukup kepada anak mereka dan menjalin komunikasi yang baik dengan anak.

"Beri kasih sayang cukup, penuhi hak anak, buka ruang komunikasi untuk bisa saling memahami," kata Nahar.

Baca juga: Kenali "self harm", tanda darurat saat penderita depresi minta bantuan

Baca juga: BPJS Kesehatan pertimbangkan rawat pasien lukai diri sendiri


Selain itu, orang tua juga diminta untuk menguatkan literasi digital anak serta meningkatkan kecakapan hidup anak.

"Kuatkan literasi digital, tingkatkan kecakapan hidup anak dan lindungi dari berbagai masalah yang dapat muncul karena faktor eksternal," kata Nahar.

Sebelumnya, sebanyak 52 pelajar di salah satu Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu, secara massal melukai tangan mereka sendiri yang diduga karena pengaruh media sosial.

Polisi masih menyelidiki kasus ini. Tak hanya di Bengkulu, kasus serupa juga terjadi di Bali.*

Baca juga: Seorang anggota Kostrad sengaja lukai diri sendiri karena depresi

Baca juga: Kwon Mina eks AOA dirawat di rumah sakit setelah lukai diri sendiri

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023