Bandung (ANTARA) -
PT Perhutani melalui Perhutani Alam Wisata (Palawi) kembali membuka kawasan wisata Rancaupas, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa, pasca ditutup karena adanya kerusakan lahan.
 
Direktur Utama Perhutani Alam Wisata Lucy Mardiana mengatakan Rancaupas per Selasa(14/3) ini bisa kembali dikunjungi wisatawan secara normal, namun lahan di Rancaupas yang sempat rusak akibat kegiatan motor trail ditutup dan tak bisa digunakan wisatawan.
 
"Sebenarnya tidak ada batasan khusus selain lokasi yang kemarin ada sedikit masalah terkait penggunaan untuk offroad," kata Lucy di saat kegiatan penanaman bibit tanaman di kawasan wisata Rancaupas.
 
Dia menjelaskan lahan yang ditutup untuk wisatawan seluas satu hektare dan dipasang pembatas dan papan  larangan memasuki area.
 
Selain itu, kata dia, kegiatan lainnya seperti mengunjungi penangkaran rusa, glamping, berkemah, dan lokasi-lokasi lainnya itu bisa diakses seperti semula.

Lucy mengatakan pembukaan kembali Rancaupas itu juga dilakukan untuk memulihkan perekonomian masyarakat sekitar yang mengandalkan kunjungan wisatawan.
 
Dia  menjelaskan trek dilintasi pada kegiatan motor trail ,Minggu (5/3), memiliki panjang sekitar 30 kilometer. Tetapi menurutnya trek itu hanya menggunakan sekitar 20 persen di Rancaupas.
 
"Jadi sebenarnya kemarin itu start dan finis di sini, tapi trek sebenarnya itu ada di luar Rancaupas," katanya.
 
Direktur Komersil PT Perhutani Anggar Widiatmoko mengatakan pada pembukaan kembali Rancaupas itu, pihaknya juga sekaligus melakukan kegiatan penanaman bibit tanaman, dimana ada 19 jenis tanaman endemik Jawa Barat yang ditanam.
 
"Sekitar 5.000 bibit akan ditanam, dan penanamannya dilakukan  setiap bulan. Ini bisa menjadi tempat edukasi tanaman khas Jawa Barat yang mungkin kita tidak kenall sebelumnya," kata Anggar.
 
Anggar mengatakan tanaman Bunga Rawa yang sempat mengalami kerusakan di Rancaupas merupakan tanaman yang sudah ada sejak lama. Menurutnya peristiwa kerusakan lingkungan di Rancaupas itu bakal dijadikan pelajaran untuk ke depannya.

Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023