Moskow (ANTARA) - Rusia akan mencoba untuk mengumpulkan puing-puing pesawat nirawak (drone) pengintai milik Amerika Serikat (AS) yang jatuh ke Laut Hitam pada Selasa (14/3), demikian disampaikan Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Nikolai Patrushev pada Rabu (15/3).

"Saya tidak tahu apakah kami akan bisa mendapatkan sisa-sisanya atau tidak, tetapi itu harus dilakukan dan kami akan melakukannya. Saya berharap, tentu saja, upaya ini akan berhasil," kata Patrushev kepada sebuah program televisi Rusia dikutip Xinhua.

Rusia memiliki kemungkinan teknis untuk menemukan dan mempelajari puing-puing drone tersebut, kata Direktur Dinas Intelijen Asing Rusia Sergei Naryshkin dalam program itu.

AS melakukan kegiatan intelijen di Laut Hitam "dengan sangat aktif, menggunakan segala sarana" dan Rusia mengetahui tujuan AS secara detail, kata Naryshkin.

Hubungan Rusia-AS berada pada "titik terendah mereka, dalam keadaan yang sangat menyedihkan," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Rabu, mengomentari insiden drone itu.

Presiden Rusia Vladimir Putin telah menerima informasi terkait situasi tersebut, dan tidak ada kontak tingkat tinggi antara Moskow-Washington mengenai insiden itu, kata Peskov dalam sebuah konferensi pers harian.

Duta Besar Rusia untuk AS Anatoly Antonov pada Selasa menyebut insiden itu sebagai "provokasi", menekankan bahwa "kita harus sangat berhati-hati dalam tindakan kita mengingat peristiwa yang terjadi di Eropa Timur."

Menurut Kementerian Pertahanan Rusia pada hari yang sama, jet tempur Rusia dikerahkan untuk mengidentifikasi drone MQ-9 milik AS yang mendekati perbatasan negara Rusia, dan pesawat nirawak itu jatuh ke Laut Hitam setelah melakukan manuver tajam.


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2023