Implikasi dari krisis SVB terhadap sistem keuangan adalah regulasi mungkin akan diperiksa ulang.
London (ANTARA) - Keruntuhan pemberi pinjaman AS Silicon Valley Bank (SVB) baru-baru ini, sekali lagi menunjukkan pentingnya regulasi perbankan dalam hal mengurangi risiko, kata seorang pakar keuangan yang berbasis di London kepada Xinhua dalam sebuah wawancara baru-baru ini.

Implikasi dari krisis SVB terhadap sistem keuangan adalah regulasi mungkin akan diperiksa ulang, kata Scott Davies, pendiri CDAM, sebuah perusahaan manajemen investasi di London.

SVB ditutup oleh regulator AS Jumat lalu (10/3/2023) setelah pemberi pinjaman yang berfokus pada teknologi itu melaporkan kerugian besar dari penjualan sekuritas, yang memicu pelarian simpanan bank. Itu menandai kegagalan bank terbesar kedua dalam sejarah AS.

Baca juga: Indef: Sektor riil menahan dampak penutupan SVB ke ekonomi Indonesia

Davies, juga kepala investasi CDAM, mengenang bahwa beberapa tahun yang lalu undang-undang AS menaikkan ambang batas untuk memantau bank. Namun, deregulasi dan pengurangan pelaporan yang mengikutinya mungkin telah meningkatkan risiko krisis perbankan seperti ini, katanya.

Menurut laporan CNN, pada tahun 2018, Presiden Donald Trump saat itu menandatangani undang-undang, yang membebaskan beberapa bank seukuran SVB dari kebijakan yang lebih ketat setelah krisis keuangan tahun 2008.

Di bawah aturan lama, bank-bank dengan setidaknya 50 miliar dolar AS dalam aset diminta untuk "menjalani stress test Federal Reserve tahunan, untuk mempertahankan tingkat modal tertentu (agar dapat menyerap kerugian) dan likuiditas (agar dapat dengan cepat memenuhi kewajiban tunai), dan mengajukan rencana 'living will' untuk pembubaran mereka yang cepat dan tertib jika gagal," kata CNN.

Tetapi pelonggaran undang-undang 2018 membuat peraturan ketat hanya untuk bank dengan aset setidaknya 250 miliar dolar AS, katanya.

Baca juga: Indef ingatkan penurunan kinerja usaha rintisan perlu diantisipasi

SVB akan dipantau, dan kesalahan penilaian mereka akan dihentikan sejak lama jika ambang batas tetap pada 50 miliar dolar AS, kata Davies, yang telah bekerja di industri keuangan selama lebih dari dua dekade.

Berbicara tentang akar penyebab keruntuhan SVB, Davies berpendapat bahwa manajemen bank harus disalahkan, diikuti dengan perubahan peraturan dan kenaikan suku bunga Federal Reserve.

Insiden itu akan menimbulkan pertanyaan bagi Federal Reserve tentang apakah akan terus menaikkan suku bunga, kata Davies. "Kebijakan pemantauan kemungkinan akan terpengaruh."

Namun, investor kawakan itu tidak mengkhawatirkan risiko penularan. Dia menekankan bahwa SVB memiliki beberapa fitur khusus perusahaan, seperti sangat berfokus pada teknologi dan mendukung startup dan telah berkembang jauh lebih cepat daripada yang lain dalam beberapa tahun terakhir.

"Saya pikir alasan mengapa itu tidak menular adalah karena tidak banyak bank yang melihat jenis pertumbuhan ini. Dan sistemnya tidak memiliki pengaruh." Dia menegaskan, SVB tidak memiliki masalah buku pinjaman.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023