kios tani di Kabupaten Kepulauan Mentawai tidak didukung fasilitas Electronic Data Capture (EDC) sebagai pendukung transaksi
Padang (ANTARA) - Ombudsman Republik Indonesia (RI) menyambut baik (apresiasi) realisasi kartu tani sebesar 52 persen atau setara 2.963 petani di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) sebagai salah satu daerah terluar yang ditetapkan pemerintah pusat.

"Ternyata realisasi kartu tani di Kabupaten Kepulauan Mentawai itu mencapai 52 persen. Saya bisa mengatakan ini bagus," kata anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika di Padang, Provinsi Sumatera Barat, Jumat.

Alasannya, lanjut Yeka, untuk menyalurkan kartu tani di daerah terluar seperti Kabupaten Kepulauan Mentawai bukanlah pekerjaan mudah. Apalagi, Bank Mandiri sebagai pihak yang mengoordinasikan
​​​​​program itu tidak memiliki cabang di pulau terluar Provinsi Sumbar tersebut.

"Jadi dikirim dari Kota Padang. Artinya, angka 52 persen itu sudah bagus," sebut dia.

Meskipun realisasi kartu tani tersebut sudah tergolong baik, sayangnya 2.963 petani yang menggunakan kartu tani tersebut tetap tidak bisa menggunakannya. "Sebab, kios tani di Kabupaten Kepulauan Mentawai tidak didukung fasilitas Electronic Data Capture (EDC) sebagai pendukung transaksi," katanya.

Hal tersebut terkonfirmasi oleh Ombudsman RI saat Yeka mengunjungi dua desa di Kabupaten Kepulauan Mentawai. Masyarakat (petani) mengeluhkan tidak bisa menggunakan kartu tani karena ketiadaan mesin EDC.

Baca juga: Pemprov Sumsel diminta maksimalkan penyaluran Kartu Tani
Baca juga: Sebanyak 60 ribu petani di Bengkulu terima kartu tani

Selain itu, ia juga menemukan masalah pendampingan bagi petani yang dinilai belum optimal. Termasuk juga penerapan budi daya serta cara bercocok tanam yang masih tertinggal dibandingkan daerah lain seperti di Pulau Jawa.

Selama ini masyarakat khususnya petani di Kepulauan Mentawai mengeluhkan minimnya edukasi dari para penyuluh termasuk tidak aktifnya balai penyuluh pertanian hingga keterbatasan sarana irigasi.

"Jadi, pencetakan sawah juga masih jauh tertinggal dan perlu perhatian," ucapnya.

Terakhir, sebagai daerah yang memiliki misi menjadi destinasi wisata dunia, maka masyarakat agraris di kabupaten terluar Provinsi Sumatera Barat tersebut harus dikuatkan atau diberdayakan dengan baik.

Baca juga: Penggerak Milenial Indonesia hargai Erick Thohir sejahterakan petani

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023