duta teknologi dapat menularkan literasi terkait teknologi pendidikan pada seluruh sekolah dan guru
Jakarta (ANTARA) - Penerapan teknologi menjadi hal yang tak bisa dihindarkan lagi saat ini, termasuk dalam dunia pendidikan. Apalagi setelah pandemi COVID-19, teknologi menjadi sesuatu yang tak bisa terpisahkan dari kehidupan.

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek Nunuk Suryani mengatakan sebelum pandemi sangat sulit menerapkan teknologi dalam pembelajaran. Saat itu, ia mempunyai ide untuk menerapkan pembelajaran daring di jenjang perguruan tinggi karena aktivitas dosen yang padat sehingga sering meninggalkan kelas, tetapi sulit dilakukan karena secara aturan tidak memungkinkan.

“Tiba-tiba ada pandemi COVID-19, guru-guru menjadi terbiasa dengan teknologi. Tren pembelajaran pun berubah,” ujar Nunuk.

Penerapan teknologi menjadi sesuatu yang mutlak termasuk dalam penerapan Kurikulum Merdeka, yang struktur kurikulumnya lebih fleksibel, fokus pada materi yang esensial, memberikan keleluasaan. Selain itu juga ditunjang aplikasi Platform Merdeka Mengajar yang menyediakan berbagai referensi bagi guru untuk dapat terus mengembangkan praktik mengajar secara mandiri dan berbagi praktik baik.

Saat ini, terdapat lebih dari 152.000 sekolah yang sudah menerapkan Kurikulum Merdeka. Diperkirakan akan terdapat lebih dari 178.000 sekolah yang menerapkan Kurikulum Merdeka karena saat ini sedang dilakukan pendaftaran penerapan kurikulum tersebut.

Sekolah-sekolah yang baru menerapkan Kurikulum Merdeka tersebut membutuhkan pendampingan. Salah satunya melalui kolaborasi yang akan dilakukan bersama dengan duta teknologi.

“Dengan bantuan duta teknologi, diharapkan dapat menularkan literasi terkait teknologi pendidikan pada seluruh sekolah dan guru di Tanah Air,” harap Nunuk.

Kehadiran duta teknologi membantu para guru lain untuk menguasai dan memanfaatkan platform pembelajaran tersebut baik di sekolah maupun komunitas belajar di wilayahnya.

Hal itu juga sejalan dengan transformasi guru yang dilakukan Kemendikbudristek. Hasil akhirnya diharapkan pembelajaran yang dilakukan di kelas menjadi lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa.

Selain itu, Kemendikbudristek juga mendorong sekolah-sekolah yang sudah menerapkan Kurikulum Merdeka untuk saling berbagi praktik baik pembelajaran. Terutama bagi sekolah-sekolah yang baru menerapkan Kurikulum Merdeka yang membutuhkan pendampingan dan contoh baik penerapan kurikulum.
 

Duta Teknologi

Sebelumnya, Kemendikbudristek melalui Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) melakukan kolaborasi dengan komunitas belajar, yaitu duta teknologi dan Kapten Belajar.id dalam mendukung penerapan Kurikulum Merdeka di sekolah.

Sebanyak 202 guru terpilih dari seluruh Indonesia akan menginspirasi para pendidik dalam penyebaran dan peningkatan pemanfaatan platform teknologi guna mendukung implementasi Kurikulum Merdeka di 34 provinsi.

“Tugas para duta teknologi dan Kapten Belajar.id selama satu tahun ke depan adalah memanfaatkan, memberikan kontribusi, dan menyebarkan penggunaan platform teknologi berbasis e-pembelajaran dalam mendukung peran sebagai pendidik di daerah masing-masing,” ujar Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kemendikbudristek M. Hasan Chabibie.

Para duta tersebut menginspirasi guna  mewujudkan Merdeka Belajar melalui berbagai praktik baik dalam memanfaatkan platform teknologi. Juga berkolaborasi dengan dinas pendidikan dan UPT di daerah dalam hal distribusi dan penyebaran platform teknologi berbasis pembelajaran elektronik itu.

Duta Teknologi dan Kapten Belajar.id adalah pendidik terpilih dari kompetisi Pembelajaran Berbasis TIK (PembaTIK) sejak tahun 2017-2022 dan pemimpin komunitas pendidik berbasis akun belajar.id.

Pada 2023, para duta teknologi dan Kapten Belajar.id dilibatkan secara langsung dalam kegiatan pemanfaatan berbagai platform e-pembelajaran yang dikembangkan. Pertama, Rumah Belajar yaitu platform konten pembelajaran bagi siswa SD, SMP, dan SMA. Kedua, Platform Merdeka Mengajar (PMM) yaitu platform edukasi untuk menjadi teman penggerak guru dalam mengajar, belajar, dan berkarya dalam penerapan Kurikulum Merdeka. Ketiga, Platform Rapor Pendidikan (PRP) yaitu platform berbasis data yang menyajikan hasil asesmen nasional dan data lain mengenai capaian hasil belajar satuan pendidikan ke dalam suatu tampilan terintegrasi.

Hasan menegaskan saat ini transformasi teknologi digital dalam dunia pendidikan dilakukan dengan mengedepankan pengembangan platform teknologi yang mengutamakan kebutuhan pemangku kependidikan.

Selama tiga tahun terakhir terutama pada saat pandemi COVID-19, platform pembelajaran terbukti bisa menunjang proses implementasi berbagai terobosan Merdeka Belajar secara lebih cepat dan efisien. Platform yang dimaksud adalah platform Merdeka Mengajar, platform Rapor Pendidikan maupun Rumah Belajar.

Kesuksesan itu tak lepas dari peran aktor utama peningkatan kualitas pendidikan yakni para guru.

Hasan menjelaskan pihaknya akan terus mengembangkan berbagai platform teknologi sebagai intervensi terhadap perkembangan digitalisasi pendidikan. Hal itu menjadi dukungan program prioritas Merdeka Belajar dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan.

“Keberadaan platform teknologi ini memerlukan kerja sama dan kolaborasi berbagai pihak dalam mempercepat distribusi serta pemanfaatan teknologi secara luas di seluruh wilayah Indonesia,” imbuh Hasan.

Kemendikbudristek sendiri membentuk Balai Layanan Platform Teknologi (BLPT) sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) di Kemendikbudristek yang bertugas memberikan layanan pemanfaatan platform teknologi pendidikan, berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2022.

Dengan diharapkan kolaborasi yang melibatkan semua pihak dapat meningkatkan pemanfaatan teknologi pembelajaran dalam mendukung penerapan Merdeka Belajar di dunia pendidikan.










 

Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2023