Tokyo (ANTARA) - Kawasan Kappabashi yang berlokasi di Taito City, antara destinasi wisata Ueno dan Asakusa, Tokyo, Jepang, bisa dikatakan sebagai surga belanja perabot dapur.

Di sepanjang jalan kawasan tersebut, pengunjung disuguhkan dengan pemandangan berbagai peralatan dapur, mulai dari panci dan teko hingga piring dan pisau.

Fitri, seorang warga negara Indonesia di Jepang yang berkunjung ke Kappabashi, Tokyo, pada Minggu, mengaku tidak mau ketinggalan untuk berburu perabot dapur, terutama jelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri.

“Ketika pandemi, kita enggak pernah ke sini. Nah, ini baru dibuka (pembatasan perjalanan) baru ke sini. Sudah berapa tahun enggak pernah jalan-jalan ke sini,” katanya.

Ia membeli bento, wadah bekal makanan khas Jepang, dan berbagai wadah lain untuk menyimpan kue dan penganan buka puasa.

WNI yang sudah lama bermukim di Tokyo itu datang bersama rekannya, Titi, yang juga membeli kebutuhan serupa.

Menurut Fitri, toko-toko di Kappabashi menawarkan produk yang lebih lengkap dibandingkan kawasan lain.

“Kalau masalah harga, ada yang lebih mahal, ada yang lebih murah di sini, tapi senang aja karena banyak pilihan. Terus, kadang-kadang perempuan itu suka latah yang dicari apa yang dibeli apa. Itu aja sih tanoshimi (menyenangkan) juga,” ujar Fitri.

Keduanya kerap merekomendasikan kawasan itu kepada rekan-rekannya yang ingin membeli perabotan dapur sebab ada sekitar 160 toko yang berdiri di Kappabashi.

Mereka juga berpesan jika datang ke tempat itu, disarankan sedari pagi agar lebih banyak energi untuk mengelilingi kawasan tersebut.

Produk keramik khas Jepang yang dijajakan di sebuah toko di kawasan Kappabashi, Tokyo, Minggu (19/3) (ANTARA/Juwita Trisna Rahayu)
Salah satu staf toko Suzuki mengatakan produk unggulannya, yaitu teko dan cap kue yang terbuat dari besi asli Jepang.

Ia mengaku bersyukur saat ini sudah mulai banyak pengunjung, bukan hanya dari Jepang melainkan juga dari berbagai negara di Eropa, Amerika dan Asia.

“Untuk bertahan, kita selalu buka setiap hari sampai hari Minggu, tetapi pengunjung yang datang hanya dari Jepang. Setelah pandemi, tentunya lebih baik, wisatawan dari Eropa, Amerika dan Asia mulai berdatangan ke sini,” ujarnya.

Di toko-toko di kawasan Kappabashi mulai terlihat banyak wisatawan yang tertarik dengan perabotan dapur ala Jepang. Salah satu yang menjadi daya tarik adalah pisau.

Pisau buatan Jepang yang dijajakan di sebuah toko di kawasan Kappabashi, Tokyo, Minggu (19/3) (ANTARA/Juwita Trisna Rahayu)
Pisau-pisau tersebut dijajakan dengan berbagai macam jenis dan kegunaan. Pengunjung juga boleh meminta agar namanya diukir di pisau tersebut.

Tidak heran, harga pisau tersebut terbilang cukup mahal. Untuk yang asli buatan tangan (handmade), harganya mulai dari 50.000 yen (sekitar Rp6 juta).

Tidak hanya produk dengan harga selangit, berbagai produk yang ramah kantong juga tersedia, seperti produk keramik, bento, atau wadah-wadah plastik yang bisa dibeli dengan harga mulai dari ratusan yen atau puluhan ribu rupiah.

Untuk sampai ke kawasan itu, pengunjung bisa menumpang kereta bawah tanah Ginza Line dan berhenti di Stasiun Tawaramachi. Tidak perlu berjalan jauh karena deretan toko-toko sudah mulai terlihat dari stasiun itu.

Baca juga: Indonesia raih penghargaan utama dari Festival Film Pariwisata Jepang
Baca juga: Pelajar SMP 2 Cianjur tampilkan seni budaya Indonesia di SMP Yachimata

 

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023