Frankfurt (ANTARA) - Upaya Pemerintah Swiss untuk menyelamatkan Credit Suisse dengan bantuan seterunya, UBS, gagal meredam kegelisahan ketika para investor khawatir bank mana lagi yang akan bangkrut.

Berikut ini adalah instrumen yang pernah dilakukan Bank Sentral Eropa (ECB) untuk mengatasi dampak dari krisis keuangan global pada 2008, krisis utang zona euro dan pandemi COVID-19.

Pinjaman Darurat

Bank-bank sentral di 20 negara pengguna euro dapat memberikan Bantuan Likuiditas Darurat (ELA) kepada pemberi pinjaman. Persetujuan ECB hanya diperlukan untuk pinjaman di atas batas tertentu.

Keunggulan ELA dari bentuk pembiayaan bank sentral lainnya adalah menerima bentuk jaminan yang lebih banyak atas pinjaman, termasuk junk bonds (obligasi berisiko tinggi).

ELA membantu bank-bank Yunani selama krisis pada 2015.

Bank sentral di Eropa memerlukan izin dari ECB jika ingin memberikan ELA lebih dari satu tahun.

Pinjaman Jangka Panjang

ECB dapat mengaktifkan kembali Targeted Longer-Term Refinancing Operations (TLTRO), pinjaman jangka panjang berbunga rendah kepada bank umum. 
Instrumen ini secara bertahap sedang dihapus oleh ECB sebagai upaya memerangi inflasi dengan menaikkan bunga pinjaman.

Bank-bank masih terus melunasi pinjaman mereka pekan lalu meski terjadi krisis Credit Suisse.

TLTRO mengharuskan bank memberikan agunan dengan kualitas lebih tinggi, yang terbukti menjadi kendala di masa krisis.

Pembelian Obligasi

Ini adalah instrumen pilihan ECB dan sebagian besar bank sentral utama lainnya selama hampir satu dekade ketika ECB perlu menstabilkan pasar keuangan.

Namun, ECB juga telah mengurangi instrumen ini untuk menaikkan biaya kredit.

Meningkatkan pembelian obligasi pada saat ini akan bertentangan dengan upaya memerangi inflasi. ECB memiliki sejumlah skema pembelian obligasi.

Jika krisis perbankan kian parah, skema yang paling sesuai adalah Instrumen Perlindungan Transmisi (TPI) dan Transaksi Moneter Langsung (OMT), yang dua-duanya belum teruji.

Diluncurkan pada musim panas lalu, TPI memungkinkan ECB membeli obligasi suatu negara dalam jumlah tidak terbatas.

Namun, hal itu hanya dilakukan jika ECB merasa negara itu sedang dihukum secara tidak adil oleh pasar dan gejolak yang terjadi berisiko mengganggu kebijakan moneter di zona euro.

Sedangkan OMT mengharuskan negara yang dilanda krisis untuk mengajukan dana talangan dari Uni Eropa.

Diumumkan selama puncak krisis keuangan zona euro oleh Presiden ECB saat itu, Mario Draghi, skema itu meredam spekulasi tentang pecahnya blok mata uang tersebut, tetapi tidak pernah digunakan.

Sumber: Reuters
Baca juga: Runtuhnya bank-bank AS menyebabkan lebih banyak masalah di Eropa
Baca juga: UBS dalam pembicaraan untuk mengakuisisi Credit Suisse
Baca juga: Bank sentral Swiss berjanji dukung Credit Suisse

Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023