Beijing (ANTARA) - Presiden China Xi Jinping menyerukan adanya dialog untuk menyelesaikan krisis di Ukraina dalam pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Senin, kata Kementerian Luar Negeri China.

Kunjungan tiga hari Xi ke Moskow dilakukan hanya beberapa hari setelah Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Putin atas kejahatan perang.

Dalam pertemuan itu, Xi mengatakan kepada Putin bahwa sejarah telah menunjukkan jika konflik pada akhirnya harus diselesaikan melalui dialog dan negosiasi, kata kementerian tersebut, Selasa.

Putin mengatakan bahwa Rusia telah mempelajari dengan cermat dokumen yang dirilis bulan lalu tentang posisi China dalam penyelesaian politik untuk krisis di Ukraina.

Dia juga mengatakan bahwa pihaknya terbuka untuk melakukan pembicaraan damai dan menyambut Beijing untuk memainkan peran konstruktif dalam masalah tersebut.

Menurut media Rusia, kedua pemimpin itu bertemu selama empat setengah jam, termasuk makan malam informal setelah melakukan pembicaraan.

Dalam pertemuan itu, Xi mengatakan bahwa sebagian besar negara mendukung redanya ketegangan antara Rusia dan Ukraina, mendorong pembicaraan damai, dan menentang segala upaya yang dapat memperburuk situasi.

Xi menambahkan bahwa Beijing akan terus memainkan peran konstruktif dalam mempromosikan penyelesaian politik atas krisis di Ukraina, kata Kemlu China tanpa memerinci langkah-langkah konkret yang akan diambil.

Dalam dokumen tentang posisi China itu, yang dirilis untuk memperingati satu tahun invasi Rusia ke Ukraina, Beijing menolak sanksi-sanksi sepihak yang dijatuhkan negara-negara Barat terhadap Moskow.

China juga tidak mendesak Rusia untuk menarik pasukannya dari Ukraina.

Dalam dokumen itu, Beijing menunjukkan posisinya terhadap Kiev dengan mengatakan, "Kedaulatan, kemerdekaan, dan integritas wilayah semua negara harus ditegakkan secara efektif."

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Senin memperingatkan bahwa proposal perdamaian oleh Beijing untuk mengakhiri perang di Ukraina adalah solusi sesaat.

Dia mengatakan usulan itu memungkinkan Putin untuk memulihkan kekuatan militer Rusia dan kemudian kembali berperang pada waktu yang lebih menguntungkan.

Xi dan Putin dijadwalkan mengadakan negosiasi pada Selasa yang melibatkan para menteri dan sejumlah pemimpin perusahaan kedua negara.

Mereka akan menandatangani dua pernyataan bersama. Pertama, untuk memperkuat kemitraan komprehensif dan hubungan strategis China-Rusia, dan kedua, untuk mengembangkan bidang-bidang utama kerja sama ekonomi bilateral hingga 2030, menurut kantor berita Rusia Tass.

Wall Street Journal baru-baru ini melaporkan bahwa Xi juga berencana mengadakan pertemuan virtual dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy setelah lawatannya ke Rusia.

Sumber: Kyodo-OANA

Baca juga: Rusia bisa diskusikan rencana perdamaian China, kata Putin
Baca juga: Blinken desak dunia tidak "tertipu" oleh Rusia yang didukung China
Baca juga: Putin akan bertemu Xi di Moskow, bahas perang di Ukraina

Penerjemah: Shofi Ayudiana
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023