Kota Batu, Jawa Timur (ANTARA) - Pemerintah Kota Batu, Provinsi Jawa Timur berupaya untuk menangani dan menurunkan angka stunting di wilayah tersebut melalui program Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS) yang baru digalakkan di daerah itu.

Penjabat (Pj) Wali Kota Batu Aries Agung Paewai di Kota Batu, Jawa Timur, Selasa mengatakan bahwa pihaknya bersama seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) berkomitmen untuk memberikan intervensi kepada anak-anak yang mengalami stunting melalui program BAAS.

"Ini adalah tugas kita bersama, tidak hanya tugas Dinas Kesehatan dan Dinas Pemberdayaan, dengan menjadi orang tua asuh, kita berkomitmen untuk bersama-sama menurunkan angka stunting," kata Aries.

Aries menjelaskan, BAAS merupakan program pendampingan kepada anak berusia di bawah dua tahun yang mengalami stunting selama tiga bulan. Untuk tahap awal, seluruh OPD Pemerintah Kota Batu akan melakukan intervensi kepada 40 anak di wilayah Kota Batu.

Menurutnya, masing-masing OPD pada lingkungan Pemerintah Kota Batu akan memberikan pendampingan kepada satu anak berusia di bawah dua tahun yang mengalami stunting. Hal itu dilakukan untuk menurunkan angka stunting di wilayah Kota Batu.

"Untuk tahap awal, seluruh OPD akan melakukan invervensi kepada 40 anak berusia di bawah dua tahun yang mengalami stunting di Kota Batu. Masing-masing, satu anak didampingi satu OPD," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Batu, drg. Kartika mengatakan, melihat prevalensi stunting Kota Batu berdasarkan bulan timbang Februari 2023 , angka stunting di Kota Batu masih berada pada persentase 13,2 persen.

"Adanya pendampingan dan upaya kolaboratif dengan semua pihak diharapkan mampu menurunkan angka stunting di Kota Batu," kata Kartika.

Kartika menjelaskan, dengan program BAAS yang merupakan bentuk sinergi dan kolaborasi yang memberikan pendampingan kepada orang tua yang memiliki anak berstatus stunting, diharapkan kebutuhan nutrisi sang anak bisa terpenuhi.

"Kita pastikan bahwa anak mendapatkan asupan nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembangnya," katanya.

Melalui Program BAAS tersebut, orang tua asuh akan memastikan anak berusia di bawah dua tahun yang mengalami stunting tersebut memperoleh asupan makanan gizi seimbang sesuai isi piringku, jajanan yang sehat, serta mendapatkan pelayanan posyandu ketika sakit.

Selain itu, juga dilakukan pendampingan pada anak berusia di bawah dua tahun yang mengalami stunting bersama keluarga sesuai dengan intervensi yang harus dilakukan sampai terjadi peningkatan status gizi dengan penambahan berat dan tinggi badan secara signifikan.

"Serta ada perubahan perilaku yang positif dari pola asuh, pola makan, dan kebiasaan keluarganya," katanya.

Berdasarkan data Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Batu jika dilihat dari periode 2018-2020, ada angka penurunan prevalensi stunting di wilayah tersebut.

Pada periode tersebut, tingkat prevalensi stunting di Kota Batu yang tercatat sebesar 28,33 persen pada 2018, turun menjadi 14,83 persen pada 2020. Namun, pada periode 2020-2022, prevalensi stunting berkisar pada angka 14 persen.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Maswandi
Copyright © ANTARA 2023