Ponorogo, Jatim (ANTARA) - Sejumlah warga melakukan aksi blokade jalan di pintu masuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Mrican, Ponorogo, Jawa Timur imbas pencemaran lingkungan yang mengganggu kesehatan jiwa penduduk sekitar.

Informasi dari salah satu pengunjuk rasa, Athoilah, Selasa, aksi blokade jalan menggunakan tumpukan batu itu merupakan kelanjutan dari aksi sebelumnya bersama puluhan mahasiswa, menagih janji pemerintah daerah untuk memperbaiki sistem pengelolaan limbah di TPA Mrican sejak setahun lalu.

"Kami hanya minta di TPA ini dibangun IPAL (instalasi pengelolaan air limbah) yang memenuhi standar, agar cemaran limbah tidak berdampak lingkungan, " kata Athoilah.

Namun bukannya segera dibangun, tumpukan sampah dibiarkan menggunung.

Akibatnya, bau tak sedap menyengat hingga kawasan permukiman penduduk.

Berbagai persoalan pun muncul, mulai dari masalah kesehatan, dampak terhadap pertanian serta pencemaran lingkungan.

"Dampaknya banyak sekali, mulai dari kesehatan, warga banyak yang gatal gatal, belum lagi pertanian tercemar lahannya, belum lagi tanamannya rusak dan gagal panen, hasilnya menurun drastis," ujarnya.

Aksi blokade itu mengakibatkan sejumlah sampah dibiarkan menumpuk di pintu masuk TPA.

Penutupan TPA Mrican tetap akan dilakukan sementara waktu hingga warga mendapatkan kejelasan tuntutan yang telah disampaikan sebelumnya.

"Kami tetap akan blokade hingga ada realisasi yang jelas," katanya.

Sumitro, salah satu warga Mrican mengungkapkan bahwa kondisi sampah di TPA sudah menggunung ditambah air lindi yang menimbulkan bau yang menyengat dan mengakibatkan kerusakan tanaman. Bahkan hasil panen padi warga tinggal 50 persen akibat tercemar.

Dikonfirmasi terpisah, Kepada Desa Mrican Adi Purnomo Sidik mengakui bahwa kondisi sampah di TPA Mrican sudah dalam posisi kelebihan kapasitas atau "overload".

Dirinya juga tidak menampik bahwa kondisi tersebut juga mencemari lingkungan yang menyebabkan masalah kesehatan dan pertanian bagi warganya.

"Dampak ke lingkungan yaitu air lindi mengalir ke air tanah warga menyebabkan kerugian pada petani, habitat air hewan tidak bisa hidup, penyakit jelas, saya yakin ada penyakit jangka panjang," katanya.

Adi mengaku pihaknya tidak bisa berbuat banyak dengan aksi yang dilakukan oleh warganya.

Pun persoalan tersebut saat ini sudah mencapai puncaknya. "Akan saya komunikasikan lagi dengan warga adanya penutupan ini tentu ada sisi positif dan negatifnya," ujarnya.

Baca juga: TPA sampah Mrican Ponorogo terbakar

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023