Kemungkinan besar ini tidak akan menjadi keputusan akhir tentang suku bunga atau jaminan simpanan
Singapura (ANTARA) - Saham Asia naik tipis pada awal perdagangan Kamis, setelah Federal Reserve mengisyaratkan akan menghentikan kenaikan suku bunga menyusul gejolak di sektor perbankan, meskipun juga menegaskan kembali komitmennya untuk memerangi inflasi yang kokoh.

Dalam langkah yang diharapkan secara luas, The Fed menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin tetapi menyusun kembali prospeknya ke sikap yang lebih hati-hati sebagai akibat dari tekanan perbankan.

Indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang menguat 0,27 persen, sedangkan Nikkei Jepang turun 0,50 persen dan indeks S&P/ASX 200 Australia kehilangan 0,67 persen.

Wall Street berakhir melemah tajam karena investor mencerna pernyataan kebijakan Fed dan komentar dari konferensi pers Ketua Fed Jerome Powell.

Indeks CSI 300 saham-saham unggulan China dan Indeks Komposit Shanghai keduanya turun 0,3 persen, sementara Indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,22 persen.

Pernyataan The Fed mengatakan pihaknya berada di ambang menghentikan kenaikan suku bunga, tetapi Powell dalam konferensi persnya mengatakan bank sentral akan melakukan "cukup" untuk menjinakkan inflasi dan meningkatkan prospek kenaikan suku bunga lebih lanjut jika diperlukan.

Baca juga: Saham Asia naik, berharap yang terbaik tentang bank, fokus pada Fed

Sentimen juga dirusak oleh komentar dari Menteri Keuangan AS Janet Yellen, yang mengatakan kepada anggota parlemen bahwa dia tidak mempertimbangkan atau membahas "jaminan menyeluruh" untuk simpanan perbankan AS tanpa persetujuan Kongres.

"Meskipun tampaknya mengesampingkan penurunan suku bunga tahun ini, sebagian besar kerusakan tampaknya berasal dari pernyataan paralel Yellen kepada Kongres tepat ketika Jerome Powell bersikeras bahwa sektor perbankan sehat," tulis ekonom ING Rob Carnell dalam sebuah catatan untuk klien.

"Kemungkinan besar ini tidak akan menjadi keputusan akhir tentang suku bunga atau jaminan simpanan, dan sedikit pekerjaan rumah serta kolaborasi antara Fed dan departemen keuangan tampaknya mungkin."

Dana berjangka Fed sekarang memperkirakan peluang yang kira-kira sama bahwa Fed akan menaikkan suku bunga dengan tambahan 25 basis poin pada Mei atau membiarkannya tidak berubah, menurut alat FedWatch CME.

Pasar global bergejolak, dengan saham bank terpukul dalam dua minggu terakhir menyusul kegagalan mendadak dua pemberi pinjaman AS dan penjualan darurat raksasa perbankan Swiss, Credit Suisse.

Regulator dan pembuat kebijakan telah bergegas secara global untuk memadamkan risiko penularan dan meredakan kekhawatiran krisis perbankan, tetapi investor tetap waspada bahwa pemberi pinjaman kecil lainnya mungkin rentan karena pasar kredit semakin ketat.

Di pasar mata uang, indeks dolar turun 0,137 persen, dengan euro naik 0,25 persen pada 1,0882 dolar. Yen menguat 0,43 persen menjadi 130,87 per dolar, sementara sterling terakhir di 1,2286 dolar, naik 0,18 persen.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun turun 3,2 basis poin menjadi 3,468 persen, sedangkan obligasi pemerintah 30-tahun turun 1,5 basis poin menjadi 3,682 persen.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS dua tahun, yang biasanya bergerak sejalan dengan ekspektasi suku bunga, turun 1,1 basis poin menjadi 3,970 persen.

Minyak mentah AS turun 1,11 persen menjadi diperdagangkan di 70,11 dolar AS per barel dan Brent tergelincir 0,98 persen menjadi diperdagangkan di 75,94 dolar AS per barel.

Baca juga: Saham Asia dibuka menguat, berharap keputusan suku bunga Fed terbaik

Baca juga: Saham Asia dibuka "rebound", tetapi ketakutan atas bank mengintai

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023