Jakarta (ANTARA) - Perusahaan riset pasar dan jajak pendapat Ipsos merilis hasil survei terbarunya terkait lokapasar pilihan penjual daring dan menunjukkan empat nama teratas platform berjualan daring yang sering digunakan dalam menjual produk atau Brand Used Most Often (BUMO), yakni Shopee, Tokopedia, Tik Tok Shop dan Lazada.

Country Service Line Group Leader Observer, Customer Experience and Channel Performance Ipsos Indonesia Andi Sukma dalam konferensi pers virtual “Marketplace Pilihan Seller Sambut Ramadhan 2023”, Jumat, menyebutkan Shopee berada di peringkat pertama dengan angka 80 persen, diikuti Tokopedia (10 persen), Tik Tok Shop (6 persen) dan Lazada (3 persen).

BUMO menjadi bagian dari indikator yang digunakan Ipsos untuk mengetahui seberapa baik citra pemain e-commerce atau platform marketplace, lokapasar, menurut para penjual. Selain BUMO, mereka juga menggunakan indikator lainnya, yakni Loyalty Ratio dan Top of Mind (TOM).

Loyalty Ratio mengukur bagaimana sebenarnya perilaku penjual selama tiga bulan terakhir apakah konsisten menggunakan platform yang sama atau berpindah. Pada indikator itu, hasil survei memperlihatkan Shopee berada di urutan pertama dengan angka sebanyak 84 persen, kemudian Tokopedia (14 persen), Tik Tok Shop (10 persen), dan Lazada (6 persen).
Infografik Ipsos terkait Marketplace Top of Mind Awareness Seller berdasarkan survei terbaru pada Februari 2023 (ANTARA/HO/Ipsos)


Sementara itu, pada indikator TOM, urutan empat nama teratas tak berubah seperti pada indikator sebelumnya. Berdasarkan perspektif penjual, Shopee menduduki peringkat pertama dengan 67 persen diikuti Tokopedia 16 persen, Lazada dan TikTok berbagi pangsa 6 persen.

"Top of mind bisa meningkat dari beberapa aspek seperti komunikasi, masifnya kampanye kepada pelanggan, paparan yang ada di sekitar pelanggan. Top of mind itu merefleksikan perilaku pelanggan dalam belanja, kita akan memilih merek yang ada di benak kita," kata Andi menjelaskan.

Dalam survei itu, Ipsos menggunakan metodologi survei daring yang dilakukan pada Februari 2023, dengan jumlah sampel 220 yang terdiri dari usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang memiliki bisnis di lokapasar digital di Jabodetabek, Semarang, Medan dan Makassar. Dari 220 responden itu, sekitar 67 persen adalah perempuan.

Untuk kriteria responden, Ipsos mensyaratkan penjual tidak harus hanya berjualan di salah satu platform, berusia 18 - 55 tahun dan sudah mulai aktif berjualan di lokapasar dalam tiga bulan terakhir.

Selain lokapasar pilihan penjual, survei juga menyoroti pendapat mereka mengenai manfaat menggunakan platform lokapasar. Hasilnya menunjukkan, sebanyak 84 persen penjual merasa berjualan di lokapasar membantu meningkatkan omzet penjualan, memperluas jangkauan pasar (72 persen), serta membantu menghemat biaya promosi yang dikeluarkan (69 persen).

Sebanyak 68 persen penjual merasa berjualan di lokapasar juga dapat meningkatkan keterlibatan pelanggan. Menurut Andi, ketersediaan kanal atau saluran yang memungkinkan penjual dan pembeli berinteraksi menjadi penting karena bisa meningkatkan potensi pembelian produk.

"Kanal sangat penting untuk berkomunikasi mengenai produk-produk yang ingin mereka beli dan tanyakan lebih lanjut," ujar Andi.

Mengenai manfaat, sebanyak 45 persen penjual berpendapat berjualan di lokapasar dapat memberikan keamanan bertransaksi, merasa lebih unggul dari pesaing (37 persen), membuat ekspor lebih mudah (33 persen) dan menciptakan kesempatan kerja (30 persen).

Baca juga: INDEF sebut 98,05 persen toko di lokapasar didominasi UMKM

Baca juga: Asosiasi idEA: Edukasi soal metode COD harus terus digaungkan

Baca juga: Adu strategi "e-commerce" Tanah Air, siapa juaranya?

Baca juga: Ketahui sederet langkah dasar promosikan produk di lokapasar

 

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023