Singapura (ANTARA) - Dolar melemah di dekat posisi terendah tujuh minggu di perdagangan Asia pada Jumat sore, karena kegugupan atas bank membuat investor gelisah dan pedagang menilai peluang Federal Reserve untuk menghentikan kenaikan suku bunga.

Indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap enam rival utamanya, turun 0,097 persen pada 102,48, tepat di atas level terendah tujuh minggu di 101,91 yang disentuh sehari sebelumnya. Indeks menambah keuntungan kecil pada Kamis (23/3/2023), yang pertama dalam enam hari perdagangan. The Fed pada Rabu (22/3/2023) menaikkan suku bunga 25 basis poin seperti yang diharapkan, tetapi mengambil sikap hati-hati terhadap prospek karena gejolak sektor perbankan bahkan ketika Ketua Fed Jerome Powell tetap membuka pintu untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut jika diperlukan.

Menteri Keuangan AS Janet Yellen pada Kamis (23/3/2023) menegaskan kembali bahwa dia siap untuk mengambil tindakan lebih lanjut untuk memastikan bahwa simpanan bank orang Amerika tetap aman, untuk meredakan ketegangan investor.

Pasar memperkirakan peluang 68 persen Fed menghentikan kenaikan suku bunga pada pertemuan berikutnya dan peluang 32 persen untuk kenaikan 25 basis poin lainnya, menurut alat CME FedWatch.

Saham perbankan telah terpukul dalam dua minggu terakhir menyusul kegagalan mendadak dua pemberi pinjaman regional AS dan penjualan darurat bank Swiss Credit Suisse yang kesulitan kepada rivalnya UBS.

Christopher Wong, ahli strategi mata uang di OCBC, mengatakan dunia valas tampaknya menyiratkan serangan penghindaran risiko dengan proksi safe haven, emas dan yen berkinerja baik dan sebagian besar mata uang lainnya melemah.

"Saya pikir dengan sentimen yang masih rapuh, aksi harga dapat berayun dua arah tergantung pada apakah ada kejutan penularan."

Yen menguat 0,51 persen menjadi 130,16 per dolar, setelah menyentuh level tertinggi enam minggu di 130,055 di awal sesi. Inflasi konsumen inti Jepang melambat pada Februari, tetapi indeks yang memangkas biaya energi mencapai level tertinggi empat dekade, data menunjukkan pada Jumat.

Dengan inflasi yang masih melebihi target bank sentral Jepang sebesar 2,0 persen, data tersebut akan menjaga ekspektasi pasar dari penyesuaian jangka pendek terhadap kebijakan pengendalian imbal hasil obligasi, menurut para analis.

Sementara itu, bank sentral Inggris pada Kamis (23/3/2023) menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin, tetapi mengatakan kenaikan inflasi yang mengejutkan mungkin akan memudar dengan cepat, memicu spekulasi bahwa mereka telah mengakhiri kenaikannya.

Sterling datar di 1,2285 dolar, setelah menyentuh tertinggi tujuh minggu di 1,2341 dolar pada Kamis dalam perdagangan yang bergejolak. Euro naik 0,03 persen pada 1,0833 dolar, hanya sedikit di bawah level tertinggi tujuh minggu di 1,0930 dolar yang disentuh pada Kamis (23/3/2023).

Fokus investor akan tertuju pada data Indeks Manajer Pembelian (PMI) untuk Maret dari Zona Euro, Jerman, Prancis, dan Inggris yang akan dirilis hari ini untuk mengukur keadaan ekonomi Eropa.

"Pasar akan melihat rilis PMI di seluruh dunia untuk pembaruan tidak hanya aktivitas tetapi apa yang dilaporkan bisnis berdasarkan permintaan, disinflasi rantai pasokan, upah, dan kekuatan harga," kata Rodrigo Catril, ahli strategi mata uang senior di National Australia Bank.

Dolar Australia naik 0,07 persen menjadi 0,669 dolar AS, sedangkan kiwi turun 0,14 persen menjadi 0,624 dolar.

Baca juga: Minyak jatuh di awal Asia karena AS tunda pengisian cadangan strategis
Baca juga: Emas melonjak, Fed indikasikan satu kenaikan suku bunga lagi tahun ini
Baca juga: Wall St ditutup menguat setelah Yellen janji lindungi simpanan bank

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023