Ponorogo (ANTARA News) - Rumah Ibunda Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, di Prambanan, Jawa Tengah, ikut menjadi korban dan roboh diguncang gempa berkekuatan 5,9 Skala Richter (SR) pada Sabtu (27/5) pagi. Sementara itu Ketua MPR mengimbau agar warga Jogjakarta dan sekitanya menguatkan barisan dalam menangani dampak bencana serta meminta semua pihak tidak memperkeruh situasi dengan menyebarkan isu-isu tidak berdasar seperti tsunami yang akan terjadi. Menurut Hidayat di Ponorogo, Sabtu, di daerah Prambanan tempat ibunda dan pamannya berdomisili sekitar 85 persen rumah penduduk roboh. "Termasuk rumah ibu saya, hampir roboh total," katanya saat mengunjungi Ponpes Gontor dalam rangka peringatan HUT ke-80 tahun ponpes itu. Hidayat mengatakan, kendati rumah hancur ia bersyukur ibundanya berada dalam keadaan selamat. "Ibu sehat, tapi rumah ibu dan rumah paman roboh dan 85 persen rumah penduduk di Prambanan memang hancur," ujarnya. Yang unik, tambah dia, di tengah kehancuran yang dialami rumah-rumah di Prambanan sebuah mesjid yang terletak di depan rumah ibundanya tetap utuh dan tidak terpengaruh oleh getaran gempa. Mesjid itu sendiri didirikan untuk mengenang adik Hidayat Nur Wahid yang menjadi korban tsunami di Aceh pada 2004. "Saya sekarang akan kembali ke Prambanan. Saya akan lihat dan mudah-mudahan saya dapat memberikan bantuan untuk keluarga di sana," katanya. Sebagai Ketua MPR Hidayat berharap baik warga di Jogjakarta dan wilayah sekitarnya bersikap sabar dan tabah menerima musibah itu, akibat gempa bumi dan meminta agar bersama-sama mengatasi musibah. "Daerah kita bukan satu-satunya daerah yang terkena bencana alam di Indonesia, saya yakin warga Indonesia adalah warga yang punya kemandirian untuk bisa mengatasi masalah-masalah," tuturnya. Ia berharap musibah justru akan memunculkan solidaritas yang kuat diantara masyarakat. Hidayat juga mengingatkan, masyarakat mengedepankan kesabaran dan bertawakal kepada Tuhan YME. "Allah tida akan memberikan cobaan di atas batas kemampuan kita," katanya mengingatkan.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006