Garut (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Jawa Barat memastikan kondisi bangunan atap dua sekolah yang ambruk di Kecamatan Talegong dan Banjarwangi tidak akan mengganggu kegiatan belajar mengajar karena tempatnya akan dialihkan dan juga dilakukan pembagian waktu belajarnya.

"Kegiatan KBM (kegiatan belajar mengajar) akan diusahakan tidak terganggu," kata Kepala Bidang Sekolah Dasar Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Garut Suryana saat dihubungi wartawan di Garut, Jumat.

Ia menuturkan robohnya atap bangunan di dua sekolah itu tentu berdampak pada KBM, namun kebetulan saat kejadian sampai saat ini kegiatan sekolah sedang libur hari besar dan Ramadhan.

"Itu memang mengganggu kegiatan belajar mengajar, tapi saat ini sekolah masih libur awal Ramadhan," katanya.

Ia menyampaikan Disdik maupun pihak sekolah berusaha agar siswa tetap melaksanakan KBM setelah nanti mulai masuk sekolah.

Upaya yang akan dilakukan sekolah agar KBM tetap berlangsung, kata dia, seperti SD di Banjarwangi akan diatur waktunya dengan membagi jadwal, sedangkan di SD Talegong belajarnya dipindahkan ke bangunan pesantren yang tidak jauh dari sekolah tersebut.

"Dibagi 'shift' untuk SD yang di Banjarwangi, dan untuk SD yang di Talegong dipindah ke pesantren yang tidak jauh dari sekolah," katanya.

Sebelumnya hujan deras menyebabkan atap bangunan sekolah rusak karena tidak mampu menopang beban air saat hujan. Beruntung peristiwa itu tidak menyebabkan korban jiwa.

Tercatat sebanyak empat lokal ambruk di SDN 2 Mekarwangi, Kecamatan Talegong, dan tiga lokal di SDN 2 Kadongdong, Kecamatan Banjarwangi.

Kondisi bangunan tersebut sebelumnya dilaporkan sudah lapuk karena faktor usia, dan direncanakan akan mendapatkan bantuan perbaikan pada tahun anggaran 2023.





 

Pewarta: Feri Purnama
Editor: Maswandi
Copyright © ANTARA 2023