Kita harus yakin betul, dua bulan setelah sembuh dari terapi, kita harus periksa lagi dahaknya.
Jakarta (ANTARA) -
Hasil tes Mantoux (tes diagnostik tuberkulosis) negatif bukan berarti seorang anak bebas dari penyakit TBC (Tuberkulosis), kata dokter spesialis anak dr. Diah Asri Wulandari, Sp.A (K). 
 
"Ada keadaan meskipun hasil tes Mantoux-nya negatif, pengidap TBC belum dinyatakan sembuh," kata dr. Diah dalam diskusi memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat. 
 
Menurut dia, hasil tes Mantoux tidak bisa dijadikan satu-satunya rujukan untuk menyatakan apakah seorang anak telah sembuh dari TBC karena reaksi imunnya dapat berubah setelah mengidap TBC.
 
"Kita harus yakin betul, dua bulan setelah sembuh dari terapi, kita harus periksa lagi dahaknya. Apakah ada kuman TBC atau tidak? Kalau tidak ada kuman, dilihat lagi gejalanya. Apakah masih batuk atau demam selama dua minggu? Apakah berat badan tetap turun?," katanya.
 
Diah menambahkan, TBC dapat dicegah dengan vaksin. Meskipun tidak sampai 100 persen, vaksin mencegah pengidap TBC agar tidak menderita penyakit TBC yang lebih parah lagi.
 
Ia juga menyampaikan penyakit ini harus ditangani secara serius mengingat kasus TBC pada anak meningkat lebih dari 200 persen pada tahun 2023.

Berdasarkan data Global Tuberculosis Report 2022, Indonesia menduduki peringkat kedua dari delapan negara yang menjadi penyumbang dua per tiga kasus TB terbesar yang ada di dunia bersama India, Cina, Filipina, Pakistan, Nigeria, Banglades dan Republik Demokrat Kongo.

Indonesia memiliki estimasi jumlah kasus baru yakni 969.000 kasus TB setelah India.
 
Di akhir diskusi, Diah menyarankan agar tidak perlu panik jika didiagnosis mengidap TBC selama makan dan minum obat secara teratur serta melakukan pencegahan dengan vaksin.

Baca juga: PDPI: Perkuat edukasi dan kolaborasi capai target eliminasi TB 2030
Baca juga: Dokter Anak: Batuk lebih dari dua minggu bisa jadi gejala TBC

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2023