Diharapkan percepatan tanam padi dengan 'rice transplanter' ini produksi padi dapat lebih optimal dengan kualitas yang lebih baik juga
Sleman (ANTARA) - Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mempercepat penanaman benih padi menggunakan "rice transplanter" untuk mencegah tertundanya penanaman secara serempak karena keterbatasan tenaga manusia.

Percepatan penanaman benih padi dengan "rice transplanter" ini diawali dengan penanaman di lahan Bulak Konteng, Sumberadi, Mlati, Sleman, bekerja sama dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sumber Lestari, Selasa.

Kegiatan tersebut turut dihadiri Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo yang sekaligus menyerahkan secara simbolis benih padi sejumlah 2.500 kilogram kepada sembilan kelompok tani yang tergabung dalam Gapoktan Sumber Lestari, Sumberadi, Mlati.

Kustini mengapresiasi serta mendorong agar percepatan penanaman benih padi terus ditingkatkan salah satunya melalui inovasi teknologi "rice transplanter".

Rice transplanter merupakan alat penanam benih padi dengan jumlah, kedalaman, jarak dan kondisi penanaman yang dapat diseragamkan. Menurut dia, dengan percepatan ini diharapkan produktivitas padi di Kabupaten Sleman dapat meningkat dan mempertahankan predikat Sleman sebagai lumbung beras DIY.

Baca juga: Pemkab Sleman gelar lokakarya ekonomi kreatif industri animasi

"Diharapkan percepatan tanam padi dengan 'rice transplanter' ini produksi padi dapat lebih optimal dengan kualitas yang lebih baik juga," katanya.

Ia mengatakan dengan adanya inovasi teknologi pertanian juga menjadi alternatif untuk mempercepat penanaman benih padi.

"Selain itu, ke depan juga dapat memotivasi petani untuk terus meningkatkan produktivitasnya dalam menjaga ketahanan pangan di Kabupaten Sleman dan DIY," katanya.

Ketua Gapoktan Sumber Lestari Maryadi mengatakan bahwa Gapoktan Sumber Lestari membawahi 13 kelompok tani yang terdiri atas 1.023 orang petani dengan luas lahan 228 hektare.

Menurut dia, dari luas lahan tersebut, sebanyak 150 hektare di antaranya digunakan untuk komoditas padi dengan rata-rata produksi padi sejumlah 6,2 ton per hektare dengan total 900 ton dalam satu kali masa tanam.

"Harapannya dengan motivasi dan arahan bupati serta bantuan alat 'rice transplanter' ini nantinya dapat memotivasi kami untuk terus meningkatkan produktivitas bahkan memperoleh surplus," katanya.

Pada kesempatan tersebut, Bupati Sleman juga berkesempatan meninjau implementasi penggunaan "rice transplanter" untuk menanam benih padi.

Baca juga: Sleman meluncurkan inovasi "Mas Kliwon" permudah pelayanan perizinan

Baca juga: Pemkab Sleman terus tingkatkan produksi salak pondok


Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023