Greenback sempat jatuh ke serendah 130,505 yen, dan terakhir turun 0,71 persen pada 130,64
Tokyo (ANTARA) - Dolar AS melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya untuk hari kedua berturut-turut di sesi Asia pada Selasa sore, karena meredanya kekhawatiran atas krisis perbankan melemahkan permintaan terhadap aset-aset teraman.

Sementara yen, meskipun secara tradisional juga menjadi tempat berlindung yang aman, rebound kuat dari penurunan semalam, dengan para analis menunjuk ke aliran dana yang terkait dengan akhir tahun fiskal negara itu pada Jumat (31/3/2023).

Dolar Australia dan Selandia Baru yang sensitif terhadap risiko juga melonjak, dengan dolar Australia mendapatkan dorongan tambahan dari data penjualan ritel yang lebih baik dari perkiraan.

Indeks dolar - yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang utama lainnya, termasuk yen - turun 0,16 persen menjadi 102,59 selama perdagangan Asia, memperpanjang penurunan 0,35 persen pada Senin (27/3/2023).

Baca juga: Dolar jatuh di awal sesi Asia karena kekhawatiran bank mereda

Baca juga: Dolar naik tipis di Asia karena kekhawatiran krisis perbankan bertahan


Greenback sempat jatuh ke serendah 130,505 yen, dan terakhir turun 0,71 persen pada 130,64, membatalkan lompatan 0,64 persen sesi sebelumnya ketika mengikuti lonjakan 15 basis poin dalam imbal hasil obligasi pemerintah jangka panjang, yang terbesar dalam enam bulan. Imbal hasil 10-tahun sedikit berubah dalam perdagangan Tokyo pada Selasa di sekitar 3,51 persen.

"Waktu setahun ini - akhir fiskal Jepang - saya pikir ada beberapa aliran repatriasi dari Jepang," kata Bart Wakabayashi, manajer cabang di State Street di Tokyo.

"Jika itu saja, itu hanya sekali, dan kemudian kita akan kembali ke dasar, yang pada dasarnya mengikuti imbal hasil."

Kristina Clifton, seorang analis di Commonwealth Bank of Australia, menulis dalam catatan klien bahwa bank-bank Jepang mungkin mencari pendanaan dolar AS menjelang Jumat (31/3/2023). "Dolar AS/yen bisa bergejolak minggu ini," katanya.

Sementara itu, euro 0,1 persen lebih kuat pada 1,0809 dolar, sementara sterling bertambah 0,23 persen menjadi 1,2315 dolar. Aussie menguat 0,53 persen menjadi 0,6686 dolar AS. Dolar Selandia Baru naik 0,49 persen menjadi 0,62265 dolar AS.

Sementara pasar mengambil sedikit penghiburan dari perjanjian pemberi pinjaman regional AS First Citizens BancShares untuk membeli semua simpanan dan pinjaman Silicon Valley Bank, Wakabayashi mengatakan tidak ada yang berpuas diri.

"Ada awan besar - saya tidak akan mengatakan awan gelap, tapi pasti awan - dan saya pikir orang setidaknya memposisikan apa yang perlu mereka lakukan jika hal ini bergerak ke arah yang salah," katanya.

"Untuk saat ini, dolar adalah raja - dolar membayar suku bunga, dolar aman. Bahkan jika dijual, itu tidak akan sangat banyak, dan akan bangkit kembali."

Di tempat lain, bitcoin turun tipis menjadi sekitar 27.000 dolar AS, tetap berada di belakang setelah penurunan 3,0 persen sehari sebelumnya, di tengah masalah di bursa kripto terbesar di dunia, Binance.

Perusahaan dan pendirinya telah dituntut oleh Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS (CFTC) karena mengoperasikan apa yang menurut regulator merupakan bursa "ilegal" dan program kepatuhan "palsu".

Bursa juga mengalami kesalahan teknis pada Senin (27/3/2023) yang memaksanya untuk sementara menangguhkan beberapa operasi.

Baca juga: Dolar menguat di Asia, kekhawatiran krisis perbankan cemaskan investor

Baca juga: Dolar jatuh di sesi Asia, pedagang pertimbangkan jalur suku bunga Fed

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023