Istanbul (ANTARA) - Kasus infeksi H3N8 yang juga dikenal flu burung dilaporkan di Provinsi Guangdong, China, yang berbatasan dengan wilayah otonom Hong Kong dan Makau.

Kasus itu dilaporkan otoritas kesehatan setempat di Kota Zhongshan, yang dihuni sekitar 4,4 juta jiwa, pada Minggu, menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Provinsi Guangdong.

Seorang perempuan berusia 56 tahun dengan mieloma multipel dan penyakit bawaan lainnya dinyatakan terinfeksi virus flu burung H3N8.

Berdasarkan blog Flu Burung Harian, temuan tersebut adalah kasus ketiga di China sejak 2022.

Perempuan itu "mempunyai riwayat terpapar unggas hidup sebelum muncul penyakit tersebut dan juga riwayat aktivitas burung liar di sekitar rumahnya," tulis pernyataan otoritas.

Pejabat kesehatan melakukan penyelidikan epidemiologis, manajemen pelacakan kontak erat, investigasi tempat terkait epidemi dan pemusnahan hewan di lokasi.

"Sejauh ini tidak ditemukan hal yang mencurigakan pada kontak erat," tulis pernyataan.

Otoritas mengatakan kasus tersebut diyakini sebagai kasus "sporadis" dan "pada tahap ini risiko penularan virus kecil."

Akan tetapi, otoritas kesehatan meminta masyarakat setempat agar "menjauhi kontak langsung dengan unggas hidup dan unggas mati dalam kehidupan sehari-hari, menjaga diri, memperhatikan kebersihan makanan, memisahkan daging mentah dan masak serta memasak daging sampai matang sebelum dikonsumsi."

"Orang dengan gejala pernapasan seperti nyeri harus menggunakan masker dan segera mungkin melakukan pengobatan," katanya.

Sumber: Anadolu
Baca juga: Ilmuwan China identifikasi evolusi virus flu burung H5N1
Baca juga: China temukan lagi kasus flu burung H5N6 pada manusia
Baca juga: Warga China manusia pertama yang terinfeksi flu burung H10N3

 

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023