Lima (ANTARA) - Presiden Peru Dina Boluarte dan mantan presiden Pedro Castillo tengah diselidiki atas dugaan pencucian uang yang dilakukan suatu organisasi kriminal, sebagaimana diumumkan kejaksaan agung negara tersebut via Twitter pada Selasa (28/3).

Operasi penyelidikan terhadap Boluarte dan Castillo tersebut adalah bagian dari penyelidikan berjalan atas dugaan kejahatan terkait biaya kampanye semasa pemilihan presiden Peru pada 2021.

Pengumuman dari kejaksaan agung tersebut menyusul pernyataan seorang mantan penasihat Castillo kepada media setempat bahwa ia telah berkontribusi terhadap sebagian pendanaan untuk kampanye kepresidenan Castillo semasa pemilu 2021. 

Sang mantan penasihat mengungkapkan bahwa ia juga ikut mendanai beberapa perjalanan untuk Boluarte kala Boluarte masih menjadi calon wakil presiden Castillo.

"Tindak kejahatan tersebut diduga terjadi selama kampanye pemilu partai Peru Libre," menurut kejaksaan agung Peru seraya merujuk pada partai berhaluan Marxis itu, yang menyokong Castillo dalam pemilihan presiden di negara Andes tersebut.

Castillo dimakzulkan dari jabatan presiden Desember lalu setelah mencoba membubarkan Kongres Peru menjelang pemungutan suara terhadap usulan pemakzulannya.

Boluarte langsung menjadi presiden menggantikan Castillo, yang tidak lama ditangkap setelah dimakzulkan parlemen.

Sepanjang akhir pekan ini, Boluarte terus membantah dirinya menerima kontribusi kampanye ilegal dan menyebut tuduhan tindak pidana korupsi padanya sebagai sebuah manuver politik untuk merongrong pemerintahannya.

Selain itu, Boluarte tengah diselidiki atas dugaan perannya dalam kematian pengunjuk rasa dalam bentrokan melawan pasukan keamanan yang terjadi pada pekan-pekan setelah ia menjadi presiden.


Sumber: Reuters

Baca juga: Pengadilan Peru perpanjang penahanan mantan Presiden Pedro Castillo

Baca juga: Dina Boluarte dilantik sebagai Presiden Peru

 

Polisi Peru tangkap 1.000 penyelundup dan sita 5,4 ton narkoba

Penerjemah: Nabil Ihsan
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2023