London (ANTARA News) - Sedikitnya 1.000 prajurit Inggris melakukan desersi sejak perang yang dipimpin AS diluncurkan di Irak tiga tahun lalu, demikian dilaporkan BBC, Minggu. Namun, Kementerian Pertahanan Inggris menyatakan, mereka hanya mengetahui "sejumlah prajurit desersi sejak 1989". Selama 2005 saja, 377 prajurit desersi dan masih belum diketahui keberadaannya, kata BBC di situs beritanya, dengan menambahkan bahwa sepanjang tahun ini 189 prajurit lain masih dalam pencarian. BBC, yang tidak memberikan penjelasan tentang bagaimana angka itu diperoleh, mengatakan, sekitar 900 prajurit desersi menghindari penangkapan sejak perang Irak yang dimulai pada Maret 2003. Anggota parlemen John McDonnell mengatakan kepada parlemen, Senin, "jumlah prajurit yang melarikan diri menjadi tiga kali lipat sejak invasi Irak", sementara ia mencatat penentangan terhadap rancangan undang-undang pemerintah untuk mempidana prajurit desersi dengan hukuman maksimum penjara seumur hidup. McDonnell, yang termasuk kelompok berhaluan kiri dalam Partai Buruh yang berkuasa, mengatakan, Minggu, bantahan kementerian pertahanan itu tidak ada artinya karena keberadaan semua bukti dan pengalaman prajurit di lapangan. "Yang saya ketahui adalah banyak prajurit lain berusaha menghindari tugas melalui berbagai mekanisme," katanya. BBC mengutip sejumlah pengacara yang mewakili prajurit-prajurit di pengadilan yang mengatakan, semakin banyak prajurit meminta saran mereka mengenai tindakan menghindari tugas di Irak, meski mereka tidak menyebutkan ingin melakukan desersi. Justin Hugheston-Roberts, yang mewakili Letnan Penerbang Malcolm Kendall-Smith yang dipenjara delapan bulan karena menolak melaksanakan perintah penugasan ke Irak, mengatakan, "Ada peningkatan, sebuah peningkatan yang pasti." Ben Griffin, seorang anggota pasukan elit Pelayanan Udara Khusus (SAS), mengatakan kepada perwira komandannya tahun ini, ia tidak siap kembali ke Irak karena ia melihat pasukan AS melakukan apa yang disebutnya tindakan-tindakan ilegal. Griffin, yang diizinkan meninggalkan militer, mengatakan kepada BBC, ia yakin banyak prajurit lain Inggris memiliki pandangan yang sama dengannya, dan ia menyarankan kepada mereka untuk berbicara, bukannya desersi, jika mereka berpendapat perang itu adalah salah.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006