Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan bahwa COVID-19 memberikan pelajaran penting sekaligus membuka kenyataan bahwa kesehatan masyarakat di Indonesia masih tertinggal.

“COVID-19 membuka mata kita bahwa kesehatan kita masih left behind, masih jauh di belakang,” kata Sekretaris Jenderal Kemenkes Kunta Wibawa Dasa Nugraha dalam konferensi pers "Partnering for Progress on COVID-19 and Beyond" yang diikuti di Jakarta, Kamis.

Kunta menuturkan ketika masa sulit menghadapi pandemi COVID-19 pada awal tahun 2020 hingga 2021 lalu, semua pihak merasakan susahnya menjalankan hidup karena virus yang tiba-tiba mewabah.

Selama menghadapi pandemi itu, menurut dia, kurangnya mutu dan kemampuan fasilitas kesehatan melayani masyarakat sangat terasa. Hal tersebut kemudian mendorong Indonesia untuk melakukan perbaikan sistem kesehatan melalui transformasi.

Baca juga: Pakar: RUU Kesehatan harus perbaiki mutu pelayanan kepada masyarakat

Kunta menilai COVID-19 memberikan pelajaran berharga berupa dibutuhkannya sebuah transformasi yang kini sedang dilakukan pemerintah melalui enam pilar.

Keenam pilar tersebut adalah transformasi layanan primer, layanan rujukan, sistem ketahanan kesehatan, sistem pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, dan teknologi kesehatan.

“Kita sekarang sedang melakukan transformasi kesehatan, yang bisa mengubah mindset pemerintah juga masyarakat. Ada enam pilar, salah satunya pilar pertama yang meningkatkan layanan dasar seperti di puskesmas, puskesmas pembantu untuk memperkuat imunisasi balita, melakukan skrining sehingga masyarakat bisa hidup lebih sehat,” kata Kunta.

Lewat transformasi kesehatan itu pula, telah terbentuk ketahanan kesehatan pada perawatan dasar bagi pasien COVID-19 yang lebih baik. Misalnya, dalam pengadaan oksigen setelah sebelumnya pemerintah harus meminta bantuan dari negara lain untuk ketersediaannya.

“Jadi, ada dua hal yang bisa kita pelajari, pertama pentingnya kolaborasi dan kedua adalah pada saat yang tepat, kita bisa melakukan transformasi di sektor kesehatan,” ujar Kunta.

Baca juga: Kemenkes: Fasyankes belum merata, 171 kecamatan belum ada puskesmas

Hikmah lain dari hadirnya COVID-19, kata Kunta, yakni Indonesia belajar tentang pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menyelesaikan sebuah masalah. Setiap pihak mulai dari pemerintah, masyarakat bersama para ahli bekerja sama mendorong Indonesia membuat pandemi terkendali.

“Kita bisa menyelesaikannya dengan baik karena kesehatan bukan hanya tugas Kementerian Kesehatan saja, tetapi seluruh masyarakat,” ucapnya.

Buktinya dalam meningkatkan kesehatan dan membangun antibodi sebagai perisai pelindung dari infeksi virus, kolaborasi berhasil membuat Indonesia memperluas cakupan vaksinasinya sekitar 450 juta dosis untuk total keseluruhan dosis vaksin yang diberikan pada masyarakat.

Angka tersebut meningkat signifikan setelah pada awal tahun 2021 lalu, pemerintah hanya bisa mendistribusikan sekitar 100 ribu vaksin per hari. Namun, berkat bantuan TNI/Polri hingga epidemiolog, pemerintah bisa menyalurkan 2,5 juta dosis per hari ketika itu.

Baca juga: Kemenkes siapkan rumah sakit kawal mudik 2023 berjalan sehat dan aman

“Sekarang ini kita sudah 450 juta baik dosis satu dan dosis dua maupun booster satu dan booster dua. Untuk itu, ke depan ini menjadi pelajaran bahwa perbaikan di bidang kesehatan harus dilakukan secara kolaborasi dan sinergi semuanya,” kata Kunta.

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023