Makassar (ANTARA) - Pakar Biotechnology Engineering International Islamic University Malaysia (IIUM) Assoc Prof. Dr Maizirwan Mel Msc PhD memberikan kuliah umum pentingnya energi baru terbarukan di Unhas.

Prof Maizirwan dalam keterangannya di Makassar, Sabtu, menekankan pentingnya terobosan energi baru dan terbarukan atau biasa juga disebut energi alternatif yakni hidrogen juga sangat mungkin dikembangkan di Indonesia.

Selain hidrogen, Prof Maizirwan juga menjelaskan potensi metanol dan juga amonia sebagai energi alternatif. Ia mencontohkan sejumlah negara maju yang sudah beralih ke energi terbarukan, misalnya kereta api yang menggunakan fuel cell.

“Cuaca panas semakin menjadi-jadi, banyak banjir, CO2 bertumpuk karena pembakaran batubara. Keperluan energi fosil makin tinggi, solusinya energi alternatif,” paparnya.

Baca juga: Gubernur Sulsel dorong Unhas jadi pusat riset energi terbarukan

Baca juga: PLN Karawang tingkatkan industri manfaatkan energi baru terbarukan


Pada kesempatan ini hadir pula sejumlah anggota Senat Akademik dan Dewa Profesor Unhas. Turut hadir perwakilan dari Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Sulsel, Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI), serta sejumlah dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa Unhas.

Selain itu, lulusan doktor Universitas Teknologi Malaysia ini juga menyinggung soal regulasi energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia. Menurutnya, regulasi tentang EBT di Tanah Air sudah memadai, hanya saja dalam pengimplementasiannya belum maksimal.

“Indonesia bagus dari segi regulasi tapi implementasi kurang,” katanya.

Dalam sesi diskusi dengan peserta, Prof Maizirwan juga memberikan contoh penerapan energi alternatif di lingkungan kampus. Seperti penggunaan mobil listrik, bus listrik dan solar sel yang sudah diterapkan di sejumlah kampus di Malaysia.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Kemitraan, Inovasi, Kewirausahaan, dan Bisnis Prof Dr Eng Ir Adi Maulana ST M Phil menjelaskan Unhas juga sudah menerapkan penggunaan energi terbarukan dalam beberapa aspek.

Salah satunya penggunaan panel surya di beberapa gedung, seperti di Gedung Rektorat Unhas. Penggunaan panel surya tersebut mampu memenuhi 15 persen kebutuhan listrik di Gedung Rektorat.

Terkait konsep green campus, Prof Adi Maulana juga membeberkan bahwa Unhas termasuk penyumbang ruang terbuka hijau di Kota Makassar.*

Baca juga: Menkeu: ASEAN butuh investasi 27 miliar dolar energi terbarukan

Baca juga: Komisi VII bahas potensi kerja sama nuklir dengan Kedutaan Korea

Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023