kinerja yang relatif sehat dibanding negara lain di ASEAN.
Jakarta (ANTARA News) - Ekonom senior UBS Investment Bank Edward Teather memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,1 persen pada 2013.

"Kami memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata akan berada sedikit di atas enam persen pada 2012, 2013, dan 2014, kinerja yang relatif sehat dibanding negara lain di ASEAN," kata Edward melalui telekonferensi, di Jakarta, Selasa.

Secara detail Edward menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2012 diproyeksikan 6,0 persen, pada 2013 sekitar 6,1 persen dan pada 2014 mencapai sekitar 6,2 persen.

Meski hanya berada di angka enam persen, ekonom yang khusus mengaji perekonomian di wilayah ASEAN itu mengungkapkan nilai tersebut cukup bagus.

"Enam persen cukup bagus, misalnya jika dibandingkan dengan Malaysia," ujarnya.

Edward mengaku jika dibandingkan dengan negara ASEAN lain seperti Malaysia, Singapura, Thailand dan Filipina, Indonesia merupakan ekonomi terbesar.

Dia memprediksi pertumbuhan ekonomi Malaysia pada 2013 hanya akan mencapai 5,0 persen, Filipina 4,9 persen, sedangkan Thailand dan Singapura diperkirakan hanya akan tumbuh sekitar 4,5 persen.

Edward juga berharap penerimaan negara dari komoditas ekspor bisa membaik seiring dengan pemulihan global pada 2013. Terlebih karena sepanjang 2012 penerimaan negara mengalami perlambatan yang cukup tajam.

"Nominal rupiah dalam produk domestik bruto (PDB) turun 10 persen tahun ini. Sementara itu, nominal dolar AS dalam PDB pada kuartal III 2012 juga nol," tuturnya.

Ia juga berpendapat penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tahun depan dapat mendorong inflasi hingga angka enam atau tujuh persen.

"Kami percaya bahwa penyesuaian harga BBM bersubsidi, sementara akan mendorong inflasi enam hingga tujuh persen pada 2013, sebelum turun kembali di 2014," ujarnya.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada 2013 akan berada di level Rp9.600, menjadikan mata uang Indonesia sebagai pemain kelas bawah di tingkat ASEAN.

"Kami perkirakan 2013 nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di level Rp9.600 dan pada 2014 sekitar Rp9.800," katanya.
(A062)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2012