Den Haag (ANTARA News) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Den Haag, Belanda, menggelar forum infrastruktur Indonesia yang membahas potensi negara kepulauan itu, khususnya di bidang transportasi dan logistik serta peluang kerja sama investasi antara kedua negara.

"Belanda merupakan salah satu mitra penting bagi pengembangan investasi Indonesia, khususnya di bidang infrastruktur yang semakin tumbuh pesat dan menjadi salah satu dari sepuluh kekuatan ekonomi dunia," kata Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Belanda Retno L.P Marsudi di Den Haag, Belanda, Selasa.

Menurut Retno, Indonesia memiliki potensi pengembangan investasi bagi para pengusaha dunia karena berdasarkan laporan "Global Swing States" yang ditulis Daniel Kliman, Indonesia bersama Brasil, India dan Turki memiliki pertumbuhan ekonomi yang kuat dan pesat.

Dengan demikian empat negara yang disebut sebagai "swing state" ini akan mempengaruhi perkembangan ekonomi dan politik global dalam beberapa dekade mendatang, duta besar menambahkan.

Selain itu, lanjutnya, laporan McKinsey Global Institution juga menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil dan cenderung menguat, sehingga pada 2030 Indonesia diperkirakan menduduki peringkat ke tujuh sebagai kekuatan ekonomi dunia.

Hal ini berdasarkan asumsi yakni rata-rata pertumbuahan ekonomi yang terus berlanjut, pertumbuhan kota-kota menengah yang melebihi kota-kota besar, pertumbuhan infrastruktur dan industry serta distribusi kesejahateraan, tambahnya.

"Dengan melihat kenyataan ini, saya berharap kita dapat melihat Indonesia dengan `kaca mata` baru di mana potensi ekonomi dan peluang investasi cukup besar," katanya.

Forum infrastruktur Indonesia merupakan kerja sama antara Kedutaan Besar Republik Indonesia dengan Perhimpunan Industri Teknologi Belanda (FME-CWM), Universitas Teknologi Delft (TU Delft) dan Masyarakat Indonesia Belanda.

Forum yang bertema "Menyediakan kesempatan yang baik untuk lebih mengeksplorasi kerjasama di bidang infrastruktur: transportasi dan logistik antara Indonesia dan Belanda" ini dihadiri delegasi dari Kementerian Perhubungan dan Kementerian Perdagangan, PELINDO I, Angkasapura II, dan sejumlah praktisi bisnis lainnya.

Sementara itu pihak Belanda yang hadir pada kesempatan tersebut antara lain NACO (perusahaan konsultan penerbangan), Van Oord (perusahan kontraktor lepas pantai dan pengerukkan), Vanderlande Industries (perusahaan penyedia sistem pendukung penerbangan), Port of Rotterdam dan Universitas Teknologi Delft (TU Delft).

Forum ini akan menghasilkan sejumlah rekomendasi yang nantinya dapat ditindaklanjuti dalam rangka pengembangan investasi dan kerja sama di bidang pembangunan infrastruktur.

"Saya harap ini bukan menjadi forum terakhir. Ini penting untuk menjaga hubungan istimewa antara Indonesia dan Belanda," kata Retno.

(KR-LWA/B005)

Editor: Copywriter
Copyright © ANTARA 2012