Dubai (ANTARA) - Arab Saudi dan produsen minyak OPEC+ lainnya pada Minggu (2/4/2023) mengumumkan pengurangan produksi minyak lebih lanjut sekitar 1,16 juta barel per hari, dalam langkah mengejutkan yang menurut para analis akan menyebabkan kenaikan harga segera dan Amerika Serikat menyebut tindakan tersebut tidak bijaksana.

Janji tersebut membuat total volume pemotongan oleh OPEC+, yang mengelompokkan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dengan Rusia dan sekutu lainnya, menjadi 3,66 juta barel per hari menurut perhitungan Reuters, setara dengan 3,7 persen dari permintaan global.

Perkembangan Minggu (2/4/2023) datang sehari sebelum pertemuan virtual panel para menteri OPEC+, yang mencakup Arab Saudi dan Rusia, dan diperkirakan akan mempertahankan pemotongan 2 juta barel per hari yang sudah ada hingga akhir 2023.

Harga minyak bulan lalu jatuh ke 70 dolar AS per barel, terendah dalam 15 bulan, di tengah kekhawatiran bahwa krisis perbankan global akan memukul permintaan. Namun, tindakan lebih lanjut oleh OPEC+ untuk mendukung pasar tidak diharapkan setelah sumber meremehkan prospek ini dan minyak mentah pulih menuju 80 dolar AS.

Pengurangan terbaru dapat mengangkat harga minyak sebesar 10 dolar AS per barel, kata kepala perusahaan investasi Pickering Energy Partners pada Minggu (2/4/2023), sementara pialang minyak PVM mengatakan pihaknya memperkirakan lonjakan segera setelah perdagangan dimulai setelah akhir pekan.

"Saya memperkirakan pasar akan dibuka beberapa dolar lebih tinggi ... mungkin sebanyak tiga dolar AS," kata Tamas Varga dari PVM. "Langkahnya benar-benar bullish."

Produsen utama OPEC Arab Saudi mengatakan akan memangkas produksi sebesar 500.000 barel per hari. Kementerian energi Saudi mengatakan pengurangan sukarela kerajaan adalah tindakan pencegahan yang bertujuan mendukung stabilitas pasar minyak.

"OPEC mengambil langkah pre-emptive jika ada kemungkinan penurunan permintaan," kata Amrita Sen, pendiri dan direktur Energy Aspects.

Oktober lalu, OPEC+ telah menyetujui pengurangan produksi 2 juta barel per hari mulai November hingga akhir tahun ini, sebuah langkah yang membuat marah Washington karena pasokan yang lebih ketat mendorong harga minyak.

AS berpendapat bahwa dunia membutuhkan harga yang lebih rendah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan mencegah Presiden Rusia Vladimir Putin memperoleh lebih banyak pendapatan untuk mendanai perang Ukraina.

Pemerintahan Biden mengatakan melihat langkah yang diumumkan oleh produsen pada Minggu (2/4/2023) sebagai tidak bijaksana.

"Menurut kami pemotongan itu tidak bijaksana saat ini mengingat ketidakpastian pasar - dan kami telah memperjelasnya," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional.

Pemotongan sukarela dimulai dari Mei dan berlangsung hingga akhir tahun. Irak akan mengurangi produksinya sebesar 211.000 barel per hari, menurut pernyataan resmi.

UEA mengatakan akan memangkas produksi sebesar 144.000 barel per hari, Kuwait mengumumkan pemotongan 128.000 barel per hari sementara Oman mengumumkan pemotongan 40.000 barel per hari dan Aljazair mengatakan akan memangkas produksinya sebesar 48.000 barel per hari. Kazakhstan juga akan memangkas produksi sebesar 78.000 barel per hari.

Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak juga mengatakan pada Minggu (2/4/2023) bahwa Moskow akan memperpanjang pemotongan sukarela sebesar 500.000 barel per hari hingga akhir tahun 2023. Moskow mengumumkan pemotongan tersebut secara sepihak pada Februari setelah pengenalan batas harga Barat.

Sumber OPEC+ mengatakan Gabon akan melakukan pemotongan sukarela sebesar 8.000 barel per hari dan tidak semua anggota OPEC+ bergabung dengan langkah tersebut karena beberapa sudah memompa jauh di bawah tingkat yang disepakati karena kurangnya kapasitas produksi.

Setelah pengurangan sepihak Rusia, pejabat AS mengatakan aliansinya dengan anggota OPEC lainnya melemah, tetapi langkah pada Minggu (2/4/2023) menunjukkan kerja sama masih kuat.


Baca juga: Minyak melonjak, pemotongan mengejutkan produksi OPEC+ guncang pasar
Baca juga: Rusia berhasil alihkan ekspor minyak dari Eropa ke negara bersahabat
Baca juga: Pasokan minyak mentah AS naik, data minyak bumi lainnya beragam

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023