Deflasi terjadi karena penurunan IHK dari 113,55 pada Februari 2023 menjadi 113,22 pada Maret 2023.
Tanjungpinang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat indeks harga konsumen (IHK) gabungan dua kota di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada bulan Maret 2023 mengalami deflasi sebesar 0,29 persen seiring terjadinya penurunan harga komoditas pangan.

"Deflasi terjadi karena penurunan IHK dari 113,55 pada Februari 2023 menjadi 113,22 pada Maret 2023," kata Kepala BPS Kepri Darwis Sitorus melalui siaran pers secara daring, di Tanjungpinang, Senin.

Dari dua kota IHK di Kepri periode Maret 2023, tercatat Kota Batam mengalami deflasi sebesar 0,32 persen dan Kota Tanjungpinang mengalami deflasi sebesar 0,04 persen.

Sementara secara year on year (yoy), kata dia, IHK dua kota di Kepri mengalami inflasi sebesar 4,77 persen atau di bawah rata-rata inflasi nasional sebesar 4,97 persen.

"Jadi kondisi Maret 2023, terjadi penurunan harga komoditas pangan. Tapi, memasuki April ini perlu diantisipasi harga sembako mulai naik seiring momentum Ramadhan dan Idul Fitri di bulan yang sama," ujarnya.

Menurut Darwis memaparkan dari dua kota IHK di Kepri, andil inflasi/deflasi terbesar ternyata berasal dari kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau. Kelompok ini mengalami deflasi sebesar 1,27 persen.

Kemudian pakaian dan alas kaki juga mengalami deflasi sebesar 0,02 persen. Namun, perumahan air listrik dan bahan bakar mengalami inflasi 0,04 persen, perlengkapan peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga mengalami inflasi 0,07 persen.

Transportasi mengalami inflasi 0,40 persen, dan pengawalan pribadi dan jasa lainnya mengalami inflasi 0,43 persen.

"Untuk kesehatan, informasi komunikasi dan jasa keuangan, pendidikan, penyediaan makanan dan minuman/restoran tak ada mengalami perubahan," ujarnya.

Ia turut menambahkan ada sepuluh komoditas yang mempunyai andil inflasi terbesar dari dua kota IHK Kepri periode Maret 2023, yakni daging ayam ras 2,80 persen, rokok kretek filter 1,19 persen, emas perhiasan 1,77 persen, sotong 7,46 persen, angkutan udara 1,54 persen, bensin 0,49 persen, ikan selar 4,76 persen, kentang 7,64 persen, cumi-cumi 6,23 persen, dan cat tembok 2,09 persen.

Sedangkan sepuluh komoditas yang mempunyai andil deflasi terbesar dari dua kota IHK Kepri periode Maret 2023, antara lain kangkung -39,97 persen, bayam -36,51 persen, cabai merah -11,62 persen, sawi hijau -21,78 persen, bawang merah -7,26 persen, kacang panjang -14,49 persen, tomat -11,26 persen, telur ayam ras -2,03 persen, ketimun -16,42 persen, da sepatu anak -7,43 persen.

"Perlu jadi perhatian bersama, khususnya tim pengendalian inflasi daerah (TPID) patut mewaspadai komoditas pokok yang kerap dikonsumsi masyarakat berpotensi terjadinya inflasi jelang hari raya Idul Fitri 1444 Hijriah," katanya menegaskan.
Baca juga: Penurunan harga cabai dorong deflasi di Kepri
 

Pewarta: Ogen
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023