Jakarta (ANTARA) - Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastrohepatologi Dr. dr. Ariani Dewi Widodo, SpA(K) dari Ikatan Dokter Anak Indonesia mengatakan melahirkan normal setelah melahirkan melalui operasi caesar adalah mungkin asalkan kandungan sudah pulih.

"Setelah melahirkan caesar sebetulnya ada yang namanya VBAC atau Vaginal Birth After Caecarian Section. Jadi bisa, asal dalam batas waktu tertentu sehingga dianggap kandungannya sudah pulih lagi," ujar Ariani dalam webinar Bicara Gizi, Rabu.

VBAC adalah melahirkan melalui pervaginaan setelah melahirkan melalui operasi caesar (C-section) yang melibatkan pembuatan sayatan bedah di perut ibu. Studi dari American Pregnancy Association menunjukkan sebanyak 60 persen hingga 80 persen wanita yang melahirkan secara caesar berhasil melahirkan secara normal pada kehamilan berikutnya.

Hasil studi ini didukung data lain dari National Institute of Child Health and Human Development yang memperlihatkan sekitar 75 persen upaya VBAC berhasil.

Wanita yang ingin memillih VBAC disarankan berkonsultasi dulu dengan dokter termasuk untuk mengetahui apakah kandungannya sudah pulih usai melahirkan caesar.

"Karena saat melahirkan normal pasti kontraksi sekencang-kencangnya, jadi, harus yakin dulu (kandungan) sudah pulih kembali," kata Ariani.

Baca juga: Benarkah anak terlahir caesar sistem imunnya terganggu?

Ariani mengatakan, topik mengenai bisa tidaknya seorang wanita melahirkan normal setelah caesar seringkali muncul dalam ruang konsultasinya mengingat adanya pendapat yang menyatakan seseorang tak dapat melahirkan normal apabila pernah melahirkan caesar.

Melahirkan secara caesar dikaitkan dengan konsekuensi kesehatan jangka pendek maupun panjang bagi ibu dan anak. Salah satu risiko kesehatan yang dialami anak akibat metode caesar yakni mengalami ketidakseimbangan mikrobiota atau disbiosis dalam ususnya.

"Komposisi mikrobiotanya jadi berubah. Kalau bayi yang lahir normal, Lactobasillus atau bakteri baik banyak, juga bakteri baik lainnya. Kalau bayi yang lahir caesar jumlah bakteri baik sangat sedikit sehingga yang menguasai bakteri lapangan yakni bakteri jahat dan kuman kulit," kata Ariani menjelaskan. Menurut Ariani, disbiosis usus pada anak yang lahir secara caesar akan meningkatkan risiko masalah kesehatan di masa depan terutama pada imunitas dan tumbuh kembangnya sehingga perlu mendapatkan penanganan yang tepat.

Di Indonesia, data Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) tahun 2018 menunjukkan, tingkat persalinan caesar dalam skala nasional naik dari 8,2 persen (Riskesdas 2013) menjadi 17,6 persen. Ariani mengatakan, ada banyak faktor di balik peningkatan angka caesar, termasuk indikasi klinis dan faktor non-klinis seperti permintaan orangtua.

Baca juga: Mitos persalinan masa normal baru, termasuk tentang air kelapa?

Merujuk pada fakta kenaikan angka tingkat persalinan caesar ini, dalam webinar yang sama, pakar kesehatan yang juga ketua Health Collaborative Centre (HCC). Dr dr Ray Wagiu Basrowi, MKK berpendapat, perlunya peningkatan promosi kesehatan terkait risiko persalinan caesar.

Ray, yang menjabat sebagai Medical and Scientific Affairs Director Danone Indonesia, itu memanfaatkan momen C-section Awareness Month pada bulan April ini untuk meningkatkan kesadaran mengenai dampak kesehatan pada anak kelahiran caesar melalui edukasi kepada para ibu di seluruh Indonesia.

Upaya itu dilakukan antara lain melalui kegiatan webinar, kampanye digital selama satu bulan penuh melalui aplikasi kesehatan, media sosial dan website khusus mengenai serba-serbi C-section yang akan dirilis pada pertengahan April 2023. 

“Kami ingin selalu menemani para Ibu dalam mempersiapkan yang terbaik untuk anaknya. Kami berusaha untuk dapat memfasilitasi kemudahan akses informasi yang valid, terpercaya, dan sesuai dengan kebutuhan para ibu. Tiap-tiap ibu tentu memiliki preferensi dalam mengakses informasi. Untuk itu, kami menyediakan konten edukasi yang beragam,” ujar Ray.

Baca juga: Benarkah ibu dengan mata minus tak bisa melahirkan normal?

Baca juga: Hoaks! Tidur siang pascamelahirkan naikkan sel darah putih

Baca juga: Benarkah kopi bermanfaat pada wanita usai melahirkan?


Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023