Kita sekarang ingin melahirkan anak muda yang berpendidikan tinggi dan masuk ke bisnis.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki menginginkan 1 juta wirausaha baru lahir di tahun 2024 sebagai salah satu upaya Indonesia menjadi negara maju.

“Kita sekarang ingin melahirkan anak muda yang berpendidikan tinggi dan masuk ke bisnis. Kenapa kita perlu mendorong anak muda yang educated developed masuk ke bisnis? Supaya para pengusaha kita bisa bersaing di kancah dunia. Oleh karena itu, kita punya target 1 juta entrepreneur baru lewat program kewirusahaan,” kata Menkop UKM saat acara Kick Off Entrepreneur Hub Jakarta, di Jakarta, Rabu.

Upaya mencetak 1 juta wirausaha baru dan meningkatkan rasio kewirausahaan hingga 3,95 persen di tahun 2024 itu, dimulai dari Entrepreneur Hub Jakarta yang diinisiasi Kemenkop UKM bekerja sama dengan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Provinsi DKI Jakarta, Komunitas Tangan Di Atas, sejumlah perguruan tinggi di hingga sektor swasta lain di antaranya BTPN, PVG, Rumah Zakat Indonesia.

Menteri Teten mengatakan Indonesia perlu menyiapkan entrepreneur andal karena dari jumlah UMKM yang cukup banyak mencapai 64 juta, tetapi sebagian besar masih berskala usaha mikro atau ekonomi subsisten.

“Yang perlu disiapkan betul-betul adalah keinginan menjadi entrepreneur. Di negara maju rasio kewirausahaannya mencapai 10 hingga 12 persen. Indonesia harus mampu melahirkan anak muda berpendidikan tinggi yang masuk dunia bisnis, mendorong anak muda atau educated people berbisnis, supaya pengusaha kita bisa bersaing di kancah dunia,” ujarnya pula.

Kendati memiliki target ambisius, Teten mengakui masih ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian dan kerja keras untuk mengantarkan Indonesia menjadi negara maju. Misalnya ekosistem yang terhubung ke digital agar para pelaku UMKM lebih mudah mengakses pembiayaan.

Selain itu, UMKM juga perlu terhubung ke rantai pasok industri, menjadi pemasok komponen bahan baku, serta barang jadi. Sehingga UMKM tidak terpinggirkan dan tetap menjadi rantai pasok industri serta bagian dari industrialisasi.

Saat ini baru sekitar 7 persen UMKM yang masuk rantai pasok industri. Untuk itu perlunya didorong ekosistemnya dengan pembentukan KUR Klaster yang terhubung ke ekosistem digital ke rantai pasok. Sehingga akan memudahkan perbankan dalam memberikan pinjaman kepada UMKM.

“Termasuk mendorong konsolidasi usaha-usaha kecil ke koperasi. Pelaku usaha mikro susah naik kelas kalau berbisnis sendiri-sendiri, dengan bergabung ke koperasi akan memudahkan usaha mikro tumbuh berkembang. Belanja pemerintah sebesar 40 persen ke produk UMKM juga menjadi bagian dari ekosistem dalam menjamin UMKM punya captive market,” katanya pula.

Kemenkop UKM juga terus mendorong UMKM untuk go digital, di mana UMKM yang mengalami kesulitan aset akan di-match dengan agenda besar dengan kemudahan pembiayaan UMKM melalui credit scoring. Diharapkan ekosistem sama-sama dimunculkan inkubator bisnis di berbagai daerah dan kampus.

“Kita harapkan Entrepreneur Hub ini bisa terus implementatif, inovatif dan berkelanjutan, serta meningkatkan jumlah dan peran pemangku kepentingan dalam pengembangan kewirausahaan, yang pada akhirnya akan meningkatkan angka rasio kewirausahaan di Indonesia,” kata Menteri Teten.
Baca juga: Dikti mengapresiasi program 1.000 Wirausaha Muda USK
Baca juga: Anak muda, wirausaha, dan solusi persoalan bangsa


Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023