Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis anak konsultan tumbuh kembang lulusan Universitas Indonesia Dr Bernie Endyarni Medise, SpA(K), MPH mengatakan, kiat pertama memperkenalkan puasa Ramadhan pada anak yakni memastikan mereka tertarik mencoba berpuasa.

Baca juga: Pola asuh orangtua ikut tentukan kuat atau tidaknya anak berpuasa

"Lihat dulu apakah anak sudah siap mencoba berpuasa. Cirinya, memiliki ketertarikan untuk mencoba berpuasa. Kalau kita berpuasa dia bertanya untuk apa puasa dan sebagainya, apalagi kalau anak sudah cukup besar. Berarti dia sudah mulai tertarik tentang puasa," ujar dia dalam media briefing Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengenai "Puasa pada Anak" secara daring, Kamis.

Bernie yang menjabat sebagai Ketua 3 Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) itu mengatakan anak yang tertarik mencoba berpuasa bisa bertanya pada orangtua tentang puasa misalnya cara dan manfaat.

Orangtua, sambung dia, sebaiknya memberikan pengetahuan sesuai pemahaman anak tentang makna berpuasa yakni bukan hanya sekedar menahan haus dan lapar tetapi juga ada hal lain.

"Kalau anaknya masih umur lima tahun, berbeda cara bicara kita dengan anak-anak yang lebih besar," ujar Bernie.

Dia lalu mengingatkan agar orangtua tak memaksakan anak yang belum mencapai akil baligh atau tanda kedewasaan untuk berpuasa. Sementara untuk memperkenalkannya berpuasa sebelum akil baligh, sebenarnya tak ada batasan usia resmi.

Baca juga: Anak aman berpuasa asalkan asupan cairan & nutrisi esensial terpenuhi

"Tidak ada batasan usia resmi, itu tergantung dari kesiapan anak dan dari orangtua. Memang di literatur dikatakan anak usia enam hingga tujuh tahun, anak memang sudah lebih mandiri, tubuhnya sudah lebih berkembang," jelas Bernie.

Untuk membantu anak siap berpuasa, orangtua bisa memintanya mencoba berpuasa selama beberapa jam terlebih dulu atau menghentikan dulu pemberian makanan yang disukai anak pada waktu berpuasa. Orangtua kemudian dapat melatih anak menahan haus dan lapar selama setengah hari dan menambah waktu berpuasa sesuai kemampuan anak hingga akhirnya bisa berpuasa hingga maghrib.

"Kalau bisa puasa setengah hari, beri pujian. Besok mungkin bisa ditambah, dia merasa melakukan sesuatu yang benar. Jadilah contoh yang baik bagi anak. Umumnya anak akan mencoba kalau melihat anaknya berpuasa," kata Bernie.

Bernie menuturkan, berpuasa saat Ramadhan memiliki manfaat bagi perkembangan seorang anak salah satunya melatih mengendalikan diri karena saat berpuasa terjadi perubahan yang cukup banyak yakni pola tidur dan bangun serta pola makan dan minum.

Berpuasa juga melatih anak untuk bersabar yakni dengan menunggu waktu untuk berbuka puasa, melatihnya disiplin mengingat ada aturan dalam berpuasa selama Ramadhan seperti kapan harus berbuka puasa serta membantu mencegah terjadinya obesitas.


Baca juga: Wali Kota persilahkan ASN Surabaya buka bersama dengan anak yatim

Baca juga: Akademisi: Ramadhan momentum tingkatkan rasa empati anak

Baca juga: Ajarkan anak tentang Ramadhan dengan sering main ke masjid

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2023