Surabaya (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelar acara "Kita Cinta Lagu Anak" (KILA) untuk memperkuat ekosistem dan memperkenalkan lagu anak, di Gedung Balai Budaya, Surabaya, Kamis.

"Kami kekurangan lagu anak yang sesuai tumbuh kembang anak-anak," kata Kepala Subdirektorat Seni Pertunjukan Direktorat Kesenian Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Edi Irawan kepada wartawan.

Menurut dia, "KILA" memang sengaja digelar, sebab saat ini Kemendikbudristek merasa lagu anak-anak tengah mengalami krisis eksistensi. Situasi berbeda dengan tahun 70-90an.

Minimnya lagu khusus anak ditengarai lantaran mulai menyusutnya keberadaan pihak-pihak yang fokus pada penciptaan musik maupun lirik.

"Tidak hanya lagu, tetapi pencipta lagu anak sedikit jumlahnya, seperti Ibu Sud (Saridjah Niung) dan Papa T Bob sudah tidak ada. Saat ini kami butuh orang-orang yang berpikiran untuk membangun," ujarnya.

Selain pencipta lagu, keberadaan penyanyi cilik juga berkurang. Padahal iklim musik "Tanah Air" sempat dibanjir anak-anak bertalenta pada bidang "tarik suara" seperti Sherina Munaf, Derbi Romero, Enno Leria, Geoffany. Kemudian ada juga grup vokal "Trio Kwek Kwek" yang digawangi oleh Leony VH, Dhea Ananda, dan Alfandy.

"Semakin surut idola-idola cilik. Kemendikbud Ristek tidak bisa berdiri sendiri," kata dia.

Baca juga: Program Kila diharapkan bisa menangkap keragaman bunyi Nusantara

Alhasil, fenomena saat ini anak-anak lebih disuguhkan oleh musik-musik yang tidak sesuai dengan usianya. Faktor itu dirasanya mampu berdampak pada kondisi perkembangan anak.

"Bahkan kami disuguhi anak-anak kecil menyanyikan lagu orang tua yang tidak sesuai psikis mereka," katanya.

Melihat kondisi yang ada, Kemendikbud Ristek akhirnya menempuh cara dengan membuat program "KILA" sejak tahun 2020. Tahun ini merupakan gelaran ketiga.

"Kegiatan yang paling inti adalah lomba cipta lagu, menyanyi, dan aransemen," ucap Edi.

Sementara, pantauan ANTARA di lokasi, kegiatan "KILA" di Surabaya yang digelar di Gedung Balai Budaya menarik animo besar dari para orang tua, anak-anak, hingga guru. Mereka terlihat antusias mengikuti jalannya acara.

Kursi-kursi di Gedung Balai Budaya pun tampak penuh dipadati oleh penonton.

Beberapa orang penari anak-anak mengenakan seragam SD yang khas dengan warna putih merah. Kemudian ada juga penari reog yang ditampilkan di atas panggung.

Secara bergantian para pemenang ajang "KILA" dari beberapa daerah Indonesia tampil menghibur. Mereka membawakan lagu anak-anak yang dibalut dengan musik kekinian.

Di akhir acara, para penonton diajak untuk tampil menari di atas panggung bersama para penyanyi cilik itu.

Baca juga: Pemerintah optimistis ekosistem lagu anak Indonesia semakin menguat
Baca juga: Kerinduan panjang hadirnya kembali lagu anak
Baca juga: Pemuda Papua menangi lomba cipta lagu anak

 

Pewarta: Abdul Hakim/Ananto Pradana
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023