...mempercepat tindakan di lapangan...
PBB, New York (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Ban Ki-moon, Sabtu (8/12), menyambut baik hasil konferensi iklim PBB di Ibu Kota Qatar, Doha, dan menyerukan upaya lebih banyak internasional guna membatasi kenaikan temperatur global jadi dua derajat Celsius.

"Sekretaris jenderal percaya masih banyak lagi yang perlu dilakukan dan ia menyeru pemerintah, serta pengusaha, masyrakat dan warga sipil, agar mempercepat tindakan di lapangan sehingga kenaikan temperatur global dapat dibatasi jadi dua derajat Celsius," demikian pernyataan yang dikeluarkan juru bicara Ban.

Pembicaraan iklim PBB di Doha, Sabtu, mensahkan satu paket rancangan bagi masa kedua tak terlalu ambisius Protokol Kyoto dan komitmen lemah mengenai dana iklim setelah perundingan, Jumat malam, tentang perbedaan antara negara maju dan berkembangan.

Penutupan pertemuan dua-pekan itu di Ibu Kota Qatar, Doha, ditunda selama hampir sehari penuh, sementara para diplomat dari lebih 190 negara mendesak dicapainya kemajuan, sekecil apa pun itu.

Menurut Presiden Konferensi tersebut Abdullah bin Hamad al-Atiiyah, kesepakatan baru akan diterpakna dari 2013 sampai 2020.

Protokol Kyoto adalah satu-satunya rencana PBB yang mewajibkan negara maju untuk mengurangi buangan karbon. Masa komitmen pertamanya berakhir pada penghujung tahun ini.

Itu adalah langkah penting menuju kesepakatan baru global PBB yang akan disepakati pada 2015 dan mulai berlaku pada 2020.

Ban mengatakan di dalam satu pernyataan bahwa ia "akan meningkatkan keterlibatan pribadinya dalam upaya untuk meningkatkan ambisi, menambah dana iklim, dan melibatkan pemimpin dunia sebab kita sekarang bergerak menuju kesepakatan global pada 2015", demikian laporan Xinhua --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Ahad.

Namun, tak ada sasaran lebih keras bagi pengurangan buangan gas oleh negara maju di Doha.

Uni Eropa berpegang pada sasarannya, pengurangan sebanyak 20 persen, dan menyampaikan kembali langkah lebih lanjut jadi 30 persen akan mengharuskan komitmen negara maju bagi pengurangan buangan yang sebanding.

Posisi tawarnya melemah sebab Uni Eropa telah dilaporkan memenuhi sasaran 20 persennya, delapan tahun sebelum waktunya, dan tak memiliki rencana untuk mengajukan pengurangan yang lebih ambisius.

Yang lebih mengecewakan, Amerika Serikat menyatakan negara adidaya tersebut hanya bisa mengurangi buangan gas rumah kacanya sebanyak 17 persen sampai 2020 dari tingkat 2005, yang berarti pengurangan tiga persen sampai empat persen di bawah tingkat 1990. Sementara itu Australia mengusulkan pengurangan buangan gas 0,5 persen dari 1990.

Pertemuan tersebut meminta negara maju mengajukan keterangan mereka paling lambat pada 2014 mengenai kemajuan mereka ke arah pencapaian pembatasan buangan yang terukur dan potensi bagi peningkatan ambisius.

(C003)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2012