Jakarta (ANTARA) - Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (Perdokhi) mengingatkan pentingnya pemberian vaksin pneumonia bagi para calon jemaah umrah Indonesia yang ingin beribadah di Tanah Suci.

"Vaksinasi pneumonia berperan penting untuk memberikan imunitas bagi para calon jemaah umrah Indonesia di Tanah Suci," kata perwakilan Perdokhi Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, Sp.PD-KAI dalam pernyataan di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan pemberian vaksin tersebut bisa memberikan kekebalan dan mengurangi potensi tertular dari infeksi bakteri, virus maupun jamur yang berbahaya selama melaksanakan umrah.

Baca juga: Cegah serangan infeksi pada lansia lewat vaksinasi

"Hanya dengan vaksinasi saja, kita bisa menurunkan risiko penularan hingga 2,1 sampai 2,2 kali lipat lebih efektif," kata Dokter Spesialis Penyakit Dalam tersebut.

Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini juga meyakinkan bahwa vaksinasi pneumonia ini telah terbukti efikasinya oleh BPOM sehingga aman diberikan dan tidak memberikan efek samping kepada calon jemaah umrah di Tanah Suci.

Berdasarkan data dari Sistem Komputerisasi Pengelolaan Terpadu Umrah dan Haji Khusus (SISKOPATUH) Kementerian Agama per Desember 2022, jumlah jemaah umrah Indonesia setidaknya mencapai 957.016 dari seluruh data agregat global.

Sebagian besar mayoritas jemaah umrah Indonesia tersebut masuk dalam kategori profil berisiko karena usianya yang tergolong tua, serta memiliki penyakit penyerta atau komorbid.

Sementara itu, Pusat Kesehatan Haji Sekjen Kementerian Kesehatan pada 2019 menyatakan, salah satu penyakit pernapasan menular yang paling banyak ditemukan di kalangan jemaah Indonesia di Tanah Suci adalah pneumonia.

Penyakit ini menyebabkan adanya peradangan akut jaringan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan virus yang mengakibatkan kantung udara dalam paru-paru dipenuhi cairan atau nanah, sehingga membuat penderitanya sulit bernafas.

Proses penularan penyakit ini juga terbilang cepat, karena hanya melalui percikan penderita saat batuk atau bersin, serta diperburuk dengan kondisi yang ramai dan kurang kondusif.

Perwakilan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (Papdi) Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, K-AI, FINASIM menambahkan paru-paru merupakan organ tubuh yang sangat esensial sehingga fungsi yang tak lagi prima akibat terpapar bakteri bisa mengancam nyawa manusia.

"Terlebih mayoritas jemaah umrah Indonesia memiliki profil risiko tinggi secara usia dan penyakit komorbid. Diperlukan sebuah mitigasi protokol kesehatan, salah satunya lewat vaksinasi lengkap, seperti vaksinasi pneumonia," katanya.

Sementara itu, Ketua Bidang Media Massa dan Komunikasi Publik, DPP Silaturahmi Haji dan Umrah Indonesia Abdul Ghofar menekankan tentang kolaborasi oleh seluruh pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan ibadah umrah untuk mencegah penyebaran terjangkitnya pneumonia.

Menurut dia, kemasalahatan umat dan keselamatan jemaah umrah merupakan tanggung jawab seluruh pihak, baik jemaah itu sendiri, ustadz, muthawif, travel agent, layanan kesehatan, dan lain sebagainya.

"Protokol kesehatan, salah satunya vaksinasi pneumonia, harus disadari sebagai hal yang esensial dan perlu dibangun demi kenyamanan rangkaian proses ibadah," katanya.

Secara umum, pneumonia termasuk dalam 10 penyebab kematian utama di Indonesia. Kelompok penyintas COVID-19 pada era pandemi lalu bahkan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terpapar karena kondisi paru-paru dan saluran pernapasan yang tidak lagi prima. 

Baca juga: Cegah pneumonia lewat PHBS hingga vaksinasi

Baca juga: Harapan hidup balita dengan vaksinasi nasional pneumonia

Baca juga: Dinkes Ponorogo percepat pelaksanaan vaksinasi PCV hingga akhir tahun

Pewarta: Satyagraha
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023